TEMPO.CO, Jakarta - PT Pelindo Solusi Logistik (SPSL) selaku anak usaha PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo, lakukan ekspor perdana 29 ton Ikan Layur beku senilai Rp 1,3 miliar ke Tiongkok.
Direktur Utama SPSL, Joko Noerhudha mengatakan, pengiriman puluhan ton Ikan Layur beku milik PT Hasil Melimpah Cilacap itu dilakukan sebagai upaya untuk mendorong ekspor Indonesia di tengah dinamika perekonomian global.
"Melalui salah satu anak perusahaan yakni PT Multi Terminal Indonesia, SPSL memberikan dukungan pengiriman ekspor perdana 29 Ton Ikan Layur beku (trichiurus lepturus) yang ada di Cilacap, Jawa Tengah ke Tiongkok.” kata Joko melalui keterangan persnya, Rabu 29 Maret 2023.
Joko mengatakan, SPSL memiliki komitmen mendorong perekonomian Indonesia antara lain melalui dukungan pengiriman komoditas ekspor unggulan Indonesia pada sektor non-industrial revolution (IR) 4.0 yakni industri perikanan.
“Pasca penggabungan (merger) Pelindo, SPSL terus melakukan upaya untuk menciptakan value creation serta berkomitmen untuk terus memberikan service excellence," kata Joko.
Baca juga:
Joko melanjutkan, pengiriman Ikan Layur beku ke negeri Tirai Bambu itu turut menambah daftar produk yang diekspor oleh Indonesia dan diharapkan menjadi pemacu perusahaan lain untuk melakukan ekspor dan mendukung terciptanya produk dalam negeri yang mampu bersaing di kancah global.
"Selain itu, kegiatan ekspor ini diharapkan mampu meningkatkan tingkat perekonomian masyarakat setempat, serta mengurangi tingkat pengangguran," katanya.
Joko menambahkan, dukungan terhadap pengiriman ekspor perdana 29 ton Ikan Layur beku ini merupakan salah satu bentuk layanan bidang logistik SPSL Group yakni cold chain yang berkolaborasi dengan seluruh pemain logistik yang ada baik dari hulu ke hilir, dengan competitive advantage yang dihadirkan melalui konektivitas ke pelabuhan, sehingga dapat menghadirkan jaringan ekosistem logistik nasional secara end-to-end dan terintegrasi guna memberikan layanan yang lebih efektif dan efisien.
“SPSL optimis kinerja perusahaan dapat terus tumbuh. Kondisi ini diharapkan dapat mendorong proyek pembangunan di berbagai industri kembali menggeliat sehingga berdampak pada peluang pendapatan perusahaan,” tutup Joko.
Pilihan Editor: Aprisindo: Pelambatan Ekspor Alas Kaki Sudah Terjadi Sejak Juli 2022
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini