Afrika Berpotensi Jadi Alternatif Pasar untuk Ekspor dari Indonesia


INFO BISNIS - Pasar Afrika dinilai memiliki potensi yang sangat besar sebagai tujuan ekspor alternatif Indonesia, khususnya untuk pasar ekspor perdana produk manufaktur nasional sebelum merambah ke pasar-pasar ekspor tradisional seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, atau Tiongkok.

Meskipun daya belinya masih jauh di bawah pasar ekspor tradisional, Afrika sangat menjanjikan jika dilihat dari segi pertumbuhan ukuran pasar, kompetisi dagang, dan barrier perdagangan.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Koordinator Bidang Maritim, Investasi, dan Luar Negeri Shinta W. Kamdani menjelaskan bahwa Afrika sangat menjanjikan karena memiliki ukuran pasar yang pertumbuhannya pesat serta kompetisi dagang yang masih minim dibandingkan pasar ekspor lain.

Afrika juga memiliki barrier perdagangan yang tidak rumit, bahkan relatif sangat mudah untuk melakukan penetrasi pasar meskipun dengan produk ekspor dengan standar yang setara dengan standar nasional.

"Produk ekspor apapun dari Indonesia bisa masuk dan bersaing di pasar Afrika, khususnya untuk produk manufaktur karena negara-negara Afrika umumnya tidak memiliki basis manufaktur yang baik seperti negara-negara di kawasan kita sehingga produk ekspor manufaktur nasional akan jauh lebih mudah diserap pasar," kata Shinta, belum lama ini.

Dengan kondisi tersebut, Afrika menjadi pasar ekspor yang sangat cocok untuk menjadi pasar ekspor perdana produk manufaktur nasional sebelum merambah ke pasar-pasar ekspor yang lebih sulit dengan standar pasarnya yang rumit seperti Uni Eropa, Amerika Serikat, Jepang, atau Australia.

"Dengan kondisi pasar yang demikian, ekspor ke Afrika menjadi sangat menjanjikan dan jika pelaku usaha mau melakukan ekspansi ke sana, pertumbuhan dagang kita bisa sangat eksponensial," ujarnya.

Hal ini, kata Shinta, sudah dibuktikan dengan perdagangan dengan Mesir, Afrika Selatan, Mozambique, Kenya, dan negara lainnya yang tidak hanya memiliki pertumbuhan ekspor yang sangat baik, bisa mencapai 40-50 persen per tahun dan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekspor Indonesia ke kawasan lain di dunia, namun juga berpotensi menciptakan surplus dagang yang cukup banyak untuk Indonesia.

"Oleh karena itu, kami harap terdapat dukungan pemerintah agar dapat memfasilitasi hal ini sehingga ekspansi dagang ke pasar-pasar alternatif seperti Afrika dapat lebih efektif menarik pelaku usaha dan eksportir nasional, selain dengan menciptakan Perjanjian Perdagangan Preferensial (PTA) dengan negara-negara Afrika yang potensial," tuturnya.

Sebelumnya, sebagai bank milik negara yang memiliki mandat menjadi bank global untuk mengoptimalkan potensi pasar dunia PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI berkomitmen untuk memperkuat layanan international banking guna semakin mengoptimalkan pasar Benua Afrika.

Direktur Corporate & International Banking BNI Silvano Rumantir mengatakan, BNI memiliki berbagai produk serta solusi perbankan yang dapat membantu pelaku usaha untuk menembus pasar ekspor, dan sejauh ini sudah berjalan cukup intensif.

Produk tersebut mulai dari pembiayaan ekspor-impor baik untuk korporasi, komersial, hingga pelaku UMKM untuk fasilitas kredit modal kerja, kredit investasi, supply chain financing, fast trex hingga co-financing dengan penjaminan LPEI maupun PPI.

Di samping itu, ada pula fasilitas non cash loan seperti penerbitan letter of credit maupun stand by letter of credit guna memfasilitasi perusahaan di Indonesia untuk berinvestasi di Afrika melalui 21 bank koresponden BNI di 9 Negara Afrika. 

Melalui Program andalan BNI Xpora, perseroan mampu mendampingi ekspansi bisnis, business matching, pelatihan dan pendampingan, serta pembiayaan bagi para pelaku UMKM dalam negeri.

"Afrika adalah benua yang memiliki potensi sangat besar sehingga disebut sebagai Future Continent. Tentunya kami akan berupaya memberikan value added guna memperkuat hubungan ekonomi antara Indonesia dan Afrika," katanya.

Silvano menyampaikan potensi ekspor Indonesia ke pasar Afrika secara keseluruhan mencapai US$ 8,16 miliar dengan nilai potensi yang belum dimanfaatkan mencapai US$ 4,56 miliar.

Adapun, produk ekspor Indonesia ke Afrika secara agregat dengan daya saing tinggi diantaranya adalah produk sawit dan turunannya, sabun, kopi, kendaraan bermotor, pipa, saus, produk kertas dan produk karet.

“Tentunya dalam melayani potensi pasar Afrika ini, sejalan dengan aktifitas BNI lainnya, kami akan terus menjalankan prinsip kehati-hatian perbankan untuk menjaga pertumbuhan yang sehat dan sustain,” ucap Silvano. (*)








Menhub Budi Dukung Gerakan Lebaran ke Jakarta

7 jam lalu

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat menjadi pembicara di acara Ngobrol Tempo, yang bertema Kesiapan Menjelang Mudik Lebaran 2023 di Gedung Tempo Jakarta, Kamis 30/03/2022.
Menhub Budi Dukung Gerakan Lebaran ke Jakarta

Jawa Tengah menjadi tujuan mudik banyak orang. Sementara bagi yang ingin berlibur di Hari Raya, Bali menjadi destinasi yang banyak diincar


PNM Boyong Penghargaan Digital Teknologi dan Inovasi

9 jam lalu

PNM Boyong Penghargaan Digital Teknologi dan Inovasi

PNM meraih dua penghargaan kategori The Best ICT Business Strategy dan The Best IT Planning & Project Portofolio.


BPIP dan Pemprov Babel Deklarasi Jejaring Panca Mandala

9 jam lalu

BPIP dan Pemprov Babel Deklarasi Jejaring Panca Mandala

JPM adalah bagian dari Ikhtiar BPIP dengan melibatkan pemangku kepentingan untuk bekerja sama dalam pembinaan ideologi Pancasila.


Wakil Kepala BPIP Buka Diskusi Penelaahan Buku Teks Pancasila

9 jam lalu

Wakil Kepala BPIP Buka Diskusi Penelaahan Buku Teks Pancasila

Penyusunan buku ini merupakan tantangan bagi tim penulisnya karena harus menuangkan narasi yang dapat disesuaikan dengan daya motorik atau kognitif anak.


Kesiapan Jelang Mudik Lebaran 2023, Kemenhub Bikin Terobosan

9 jam lalu

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat menjadi pembicara di acara Ngobrol Tempo, yang bertema Kesiapan Menjelang Mudik Lebaran 2023 di Gedung Tempo Jakarta, Kamis 30/03/2022.
Kesiapan Jelang Mudik Lebaran 2023, Kemenhub Bikin Terobosan

Command center itu dapat memberikan informasi secara real-time.


Mas Dhito Beri Beasiswa untuk Kakak Korban Hanyut di Sungai

9 jam lalu

Mas Dhito Beri Beasiswa untuk Kakak Korban Hanyut di Sungai

Beasiswa diberikan pada Junita Dwi Endriana Kusuma Ningrum, kakak pertama dari dua anak yang hanyut di aliran sungai Kota Kediri.


Perjuangan Mencapai Konsensus Plastik Global

10 jam lalu

Perjuangan Mencapai Konsensus Plastik Global

Indonesia berperan aktif dalam setiap pertemuan dunia agar negara berkembang lebih mendapat peran saat International Legally Binding Instrument disahkan pada 2025 .


Potensi Resesi Indonesia Hanya 2 Persen di 2023

12 jam lalu

Potensi Resesi Indonesia Hanya 2 Persen di 2023

Keyakinan itu berdasarkan prediksi dari BRI menggunakan metode Markov Switching Dynamic Model


Implementasi 3 Pilar Program TJSL BNI

15 jam lalu

Implementasi 3 Pilar Program TJSL BNI

Tiga pilar program Tjsl BNI yaitu sosial, ekonomi, dan lingkungan.


Bamsoet: MPR Perlu Memiliki Kewenangan Subjektif Superlatif

16 jam lalu

Bamsoet: MPR Perlu Memiliki Kewenangan Subjektif Superlatif

Kewenangan subjektif superlatif sangat penting untuk menangani masalah ketika negara dihadapkan pada situasi kebuntuan politik.