Sementara provinsi lain masih berada di level mengolah biji nikel menjadi Nickel Pig Iron (NPI) dan Ferronickel. Artinya semakin tinggi level hilirisasi dan pengolahan nikel maka semakin besar efek ekonominya, khususnya pada pembukaan lapangan kerja baru.
Menurut dia, hilirisasi dari industri tambang merupakan implementasi tegas dari pemanfaatan sumber daya alam untuk kemakmuran rakyat sesuai dengan UUD 1945 Pasal 33.
Selain meningkatkan PDRB daerah, ia mengungkapkan provinsi yang mengimplementasikan kebijakan ini dapat meningkatkan pencapaian indikator pembangunan ekonomi lain seperti pendapatan, konsumsi, dan membuka lapangan pekerjaan lebih besar.
Adapun berdasarkan data produksi 2022, Rizal menyebut Provinsi Sulawesi Selatan telah mengolah 2,6 juta ton bijih nikel. Hasilnya, kata dia, terdapat pembukaan lapangan kerja baru hingga 36.207 orang.
Sementara Provinsi Maluku Utara yang mengolah 34,9 juta ton bijih besi, tertinggi di antara tiga provinsi lainnya, dimana hanya dapat membuka lapangan pekerjaan untuk 8.939 orang.
Pilihan Editor: Jaga Pasokan Nikel untuk Baterai Kendaraan Listrik, APNI Minta Pemerintah Batasi Izin Jual Belinya
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini