TEMPO.CO, Jakarta - Institute for Development of Economic and Finance (Indef) mengungkapkan studi tentang hilirisasi nikel di Tanah Air. Ekonom Indef, Rizal Taufikurahman yang mengetuai riset tersebut menyimpulkan pengolahan nikel di Sulawesi Selatan telah berhasil menciptakan kesejahteraan masyarakat lebih luas dibandingkan wilayah penghasil nikel lainnya.
Menurut dia, hal itu terjadi karena di provinsi tersebut pertambangn nikel sudah pada tingkat hilirisasi. Dia pun menilai Sulawesi Selatan dapat menjadi salah satu contoh pengelolaan nikel di Indonesia.
"Riset kami menyimpulkan bahwa terlepas produksi bijih nikel yang lebih rendah dibanding daerah lain, tetapi dampak ekonomi dari per satuan nikel yang diolah memberikan dorongan dan kontribusi lebih tinggi terhadap PDRB-nya," ujarnya dalam keterangan resmi pada Selasa, 7 Maret 2023.
Dalam studi yang berjudul Dampak Investasi Sektor Pertambagan Terhadap Kinerja Perekonomian Nasonal dan Regional itu, Indef mencatat ada empat provinsi penghasil nikel terbesar di Indonesia yang mengalami peningkatan realisasi investasi di sektor hilir.
Keempat Provinsi tersebut diantaranya adalah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Maluku Utara.
Menurut catatan Indef, keempat provinsi itu yang telah berkontribusi pada penerimaan investasi di sektor pertambangan hingga 83,35 persen selama 2021. Rizal berujar saat ini produksi nikel di Sulawesi Selatan sudah dapat menghasilkan Nickel Matte.
Selanjutnya: Sulawesi Selatan telah mengolah 2,6 juta ton bijih nikel