Sementara itu, Ahmad, 36 tahun yang juga pedagang Pasar Ceger, Tangerang Selatan mengungkapkan masih ada distributor di Tangerang Selatan, Namun, distributor itu menerapkan pembelian bersyarat berupa paket atau bundling dengan produk lain yang tidak laku di pasaran. Alhasil, ia enggan menjual Minyakita karena sistem itu justru membuatnya rugi.
"Kami jadi rugi. Kan harusnya untungnya buat Minyakita itu sendiri, tapi untungnya mengendap di barang-barang itu. Jadi saya enggak ambil lagi," tuturnya saat ditemui Tempo di kiosnya di Pasar Ceger, Tangerang Selatan pada Ahad, 12 Februari 2023.
Ia menuturkan produk Minyakita dijual dengan mekanisme bundling bersamaan produk lain yang kurang laku, diantaranya santan instan dan sabun dengan merek tidak terkenal. Menurut Ahmad, distributor itu mulai melakukan sistem bundling sejak awal tahun 2023. Ia menceritakan semua distributor Minyakita melakukan mekanisme penjualan seperti itu. Adapun distributor yang sebelumnya memasok Minyakita ke kiosnya berada di Tangerang Selatan.
Sebelum diterapkan sistem bundling itu, kata Ahmad, harga Minyakita sudah tinggi hingga Rp 17.000 per liter. Harga itu jauh di atas harga yang ditetapkan pemerintah yaitu Rp 14.000 per kilogram. Selain harganya yang mahal, menurut dia, stoknya juga tidak banyak padahal jumlah peminatnya cukup besar.
Berdasarkan pantauan Tempo, memang tak ada satu pun kios di Pasar Ceger yang menjual produk Minyakita. Namun, ada beberapa pedagang menjual minyak goreng dalam kemasan botol tanpa merek dengan harga Rp 15.000 per liter. Sedangkan minyak goreng kemasan bermerek Twon, Siip, harganya berkisar Rp 17.000 per liter. Selain itu, minyak goreng yang dijual di pasar tersebut didominasi oleh minyak goreng merek premium, seperti Sunco, dengan harga rata-rata Rp 20.000 per liter.
RIANI SANUSI PUTRI
Pilihan Editor: Curah Hujan Tinggi, Freeport Hentikan Aktivitas Penambangan dan Pengolahan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini