TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Indonesia untuk Kazakhstan Fadjroel Rachman menyebut nilai perdagangan Indonesia – Kazakhstan pada 2022 mencapai US$ 650 juta. Namun, nilai ekspor hanya di kisaran US$ 100 juta, alias defisit.
“Untuk 2023, saya ingin kejar sampai US$ 1 miliar. Nilai ekspor kita naikkan,” kata Fadjroel dalam acara Talkshow Peluang Produk UKM ke Kazakhstan dan Tajikistan di Sarinah, Sabtu, 11 Februari 2023.
Fadjroel mengatakan banyak produk Indonesia yang bisa masuk ke Kazakhstan, di antaranya adalah kopi, sawit, barang elektronik, tekstil, hingga produk furniture. Selain itu, ada peluang dari komoditas perikanan lantaran Kazakhstan tidak memiliki laut.
Namun, khusus untuk komoditas perikanan masih ada kendala dalam pengiriman. Pasalnya, agar bisa mengangkut ikan, udan, maupun lobster sedang, harus ada pesawat kargo. “Kalau tanpa itu, lebih dari 20 jam, mereka mati,” ujarnya.
Fadjroel mengatakan sudah pernah berhubungan dengan kalangan perusahaan yang pernah melakukan ekspor menggunakan pesawat kargo. Karena itulah dia berharap peluang itu bisa dilanjutkan. “Tapi di Kazakhstan kudu ada trading house juga,” kata dia.
Mantan juru bicara Presiden Jokowi ini menilai Kazakhstan sebagai tanah harapan. Menurutnya, Indonesia memiliki peluang untuk berekspansi ke negara tersebut. Sehingga, tidak hanya melakukan perdagangan ke Asia Timur maupun Eropa.
“Ini negara baru 30 tahun merdeka setelah dijajah Uni Soviet. Ada harapan bagi Indonesia untuk menciptakan demand tanpa banyak persaingan,” ucapnya.
Pilihan Editor: Mendag Zulhas Lepas Ekspor Produk UMKM Rp 7,6 Miliar ke Arab Saudi