Sembari menunggu AAF bisa segera dijalankan kembali, Jokowi telah meminta pabrik PIM-1 dan PIM-2 segera operasi. Keduanya adalah unit pabrik pupuk urea dan ammonia milik PIM.
Tak hanya itu, Jokowi juga meminta Pabrik Amoniak PIM-1 dan PIM-2, bagian dari PIM, bisa segera dijalankan. Jokowi pun meminta Erick dan Pupuk Indonesia membantu kebutuhan gas untuk pabrik-pabrik ini. "Ini kebutuhan dasar yang kami inginkan, kok dibiarin saja," kata dia.
Jokowi pun menargetkan kapasitas produksi pupuk di PIM ini bisa meningkat dua kali lipat dari eksisting, dari 570 ribu ton menjadi 1,14 juta ton. Sehingga, keluhan pupuk yang ada di petani bisa diselesaikan.
Menurut Jokowi, pupuk kini telah jadi persoalan penting. Pasokan pupuk jadi bermasalah karena dua produsennya, Rusia dan Ukraina, sedang berperang. Kondisi ini mengguncang produktivitas pertanian, sehingga output berkurang dan harga naik.
Kebutuhan pupuk di Indonesia mencapai 13,5 juta ton, sedang yang baru bisa dipenuhi baru 3,5 juta ton. Situasi ini dirasakan Jokowi ketika turun ke desa bertemu pertani. "Selalu yang disampaikan adalah 'pak pupuk ga ada, pak pupuk harga tinggi’. kalau enggak ada, kalau suplainya turun artinya harga pasti naik otomatis. Apalagi yang bersubsidi," kata kepala negara.
Pilihan Editor: Belasan Ton Minyakita Diduga Ditimbun di Kendal, Dijual Rp 15.400 per Liter
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.