TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia kembali buka suara soal gugatan Uni Eropa melalui WTO (World Trade Organization) atas kebijakan pemberhentian ekspor nikel yang dilakukan RI sejak 2019 lalu. Ia memastikan pemerintah Indonesia tak akan mundur dan terus berkomitmen melakukan banding.
"Jalan terus. Mana bisa Bapak Jokowi (Presiden Joko Widodo) itu digertak-gertak sama negara lain. Ini kan amanah dari PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan)," ujar Bahlil dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI yang disiarkan melalui YouTobe pada Senin, 6 Februari 2023.
Baca: Ini Usul Bahlil Jika Indonesia Kembali Kalah Gugatan di WTO
Kendati demikian, Bahlil tak menampik bahwa tak semua negara pada agenda G20 tahun lalu menyetujui langkah pemerintah Indonesia dalam melakukan hilirisasi. Namun, menurut dia, Indonesia telah berhasil melakukan lobi-lobi meski terjadi perdebatan antara negara maju dan berkembang.
Bahlil menilai pemerintah Indonesia berhasil menekankan bahwa hilirisasi tidak boleh hanya dilihat dari dampak terhadap kerusakan lingkungan, tetapi dampaknya terhadap pemberdayaan ekonomi. Alhasil, kata Bahlil, telah disepakati dalam komunike di Presidensi G20 November lalu, tepatnya dalam paragraf 37.
"Dinyatakan hilirisasi dan nilai tambah adalah bagian yang disetujui bersama. Sebelumnya itu enggak ada kesepakatan ini, makanya kita dibawa ke WTO," tuturnya.
Di sisi lain, Bahlil mengakui bahwa gugatan tersebut adalah hak bagi negara-negara tersebut. Tetapi, ia menekankan Indonesia juga berhak melakukan pembelaan. Ia mengatakan Presiden Jokowi telah mengamankan jajarannya untuk konsisten terhadap keputusan yang diambil.
Terlebih, menurut dia, keputusan untuk melakukan banding berkaitan dengan kedaulatan negara Indonesia. "Kita sudah merdeka tidak boleh diintervensi oleh negara lain. Apalagi pengusaha mengatur negara," ucapnya.
Bahkan, Bahlil memprediksi Uni Eropa juga akan menggugat Indonesia ihwal kebijakan pelarangan bauksit pada Juni 2023 mendatang. Tetapi ia mengaku yakin Indonesia bukan bangsa penakut yang bisa digertak-gertak, sehingga akan terus maju dengan kebijakan tersebut.
"Kita fight aja, banyak jalan menuju Roma. Kalau mereka katakanlah kita kalah, kita buat lagi strateginya," kata Bahlil.
Baca juga: Bahlil: Buka Lapangan Pekerjaan Tak Semudah Mencari Investasi
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.