TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia menyebut pembukaan lapangan kerja baru utamanya pada perusahaan yang memiliki investasi asing tidaklah mudah.
"Ternyata nggak segampang, nggak semudah kita paksain orang. Karena orang bawa modal, bawa teknologi, kalau dia tidak bisa menjamin kepastian keberlangsungan usahanya, itu susah," kata Bahlil saat Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI, Senin 6 Februari 2023.
Baca: Dorong Hilirisasi Sumber Daya, Bahlil: Kalau Kita Saja Belum Cukup, Ngapain Ekspor?
Alasannya, kata Bahlil, banyak perusahaan asing yang belum percaya terhadap tenaga kerja lokal Indonesia di beberapa wilayah.
"Contoh orang mau bangun industri, dalam perencanaannya itu 1,8 tahun harus produksi, nah datang ke kita, kalau semua itu di serahkan kepada saudara-saudara kita disini, ya mohon maaf, pasti akan terjadi pergeseran jadwal, ini soalnya di situ," kata Bahlil.
Menurut Bahlil, itulah yang menjadi problematika saat investasi asing mulai banyak masuk ke Indonesia, namun penyerapan tenaga kerja lokal tidak berjalan beriringan.
"Ini kira-kira problem yang ada di lapangan. Kondisi itu kalau kita tidak mampu buat secara baik ya mohon maaf foreign direct invesment kita menjadi ancaman baru bagi kita," kata Bahlil.
Sebelumnya Bahlil menyebut, tingginya nilai investasi yang masuk ke Indonesia tidak serta merta membuka lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya bagi tenaga kerja lokal.
Menurut Bahlil, alasannya karena tantangan saat ini sangatlah besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, salah satunya adalah tak sedikit pemodal yang menginvestasikan dananya untuk membiayai teknologi.
"Pada konteks kekinian ini betul-betul mengalami dinamika yang sangat luar biasa terjadi Covid. Covid itukan orang hampir nggak bisa kerja, tapi perusahaan harus survive maka ada trobosan-terobosan baru yang dilakukan oleh perusahaan dengan melakukan blending antara padat karya dan padat modal atau high technology," kata Bahlil.
Bahlil mengakui, pertumbuhan lapangan pekerjaan saat ini tidak berbanding lurus dengan pertumbuhan investasi yang masuk ke Indonesia.
"Harus saya akui, pertumbuhan investasi yang mencapai 30 persen lebih, tidak berbanding lurus dengan pertumbuhan lapangan pekerjaan," kata Bahlil.
Baca juga: Pertumbuhan Investasi Tak Berbanding Lurus dengan Lapangan Kerja, Ini Penjelasan Bahlil