TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia menyebut, tingginya nilai investasi yang masuk ke Indonesia tidak serta merta membuka lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya bagi tenaga kerja lokal.
Menurut Bahlil, alasannya karena tantangan saat ini sangatlah besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Salah satunya adalah tak sedikit pemodal yang menginvestasikan dananya untuk membiayai teknologi sehingga menekan penggunaan sumber daya manusia.
Baca: Dorong Hilirisasi Sumber Daya, Bahlil: Kalau Kita Saja Belum Cukup, Ngapain Ekspor?
"Pada konteks kekinian ini betul-betul mengalami dinamika yang sangat luar biasa, terjadi Covid. Covid itukan orang hampir nggak bisa kerja, tapi perusahaan harus survive maka ada terobosan-terobosan baru yang dilakukan oleh perusahaan dengan melakukan blending antara padat karya dan padat modal atau high technologi," kata Bahlil saat Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI, Senin 6 Februari 2023.
Bahlil mengakui, pertumbuhan lapangan pekerjaan saat ini tidak berbanding lurus dengan pertumbuhan investasi yang masuk ke Indonesia.
"Harus saya akui, pertumbuhan investasi yang mencapai 30 persen lebih, tidak berbanding lurus dengan pertumbuhan lapangan pekerjaan," kata Bahlil.
Bahlil menyebut, lapangan pekerjaan yang tercipta dari tahun ke tahun hanya bertumbuh kurang dari 10 persen. "Di 2021 lapangan pekerjaan kita 1.200 lebih, 2022 1.300 lebih, pertumbuhannya nggak lebih dari 10 persen," kata Bahlil.
Selanjutnya: rasio setiap proyek hanya menyerap 5 tenaga kerja ...