TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan keamanan siber Kaspersky menemukan tiga varian baru malware—perangkat lunak yang sengaja dirancang untuk menyebabkan kerusakan sistem—bernama Prilex. Malware itu dibuat oleh sekelompok penjahat dunia maya, yang kemudian dinamai dari malware Point of Sales (PoS) tercanggih pada tahun 2022.
Modifikasi Prilex yang ditemukan sekarang dapat memblokir transaksi yang menggunakan Near Field Communication (NFC) nirsentuh pada perangkat yang terinfeksi. Akibatnya, pengguna terpaksa menggunakan kartu kredit fisik.
Baca: Bobol M-Banking Lewat Undangan Nikah Online, Dari Mana Pelaku Dapat Data Kredensialnya?
“Memungkinkan penjahat dunia maya untuk mencuri uang,” ujar Kepala Riset Global Amerika Latin dan Tim Analisis (GReAT atau Global Research and Analysis Team) di Kaspersky, Fabio Assolini, lewat keterangan tertulis yang dikutip Ahad, 5 Februari 2023.
Prilex adalah aktor ancaman berbahaya terkenal, yang secara bertahap berevolusi dari malware yang berfokus pada Anjungan Tunai Mandiri (ATM) menjadi malware PoS modular unik. Sebelumnya, pelaku ancaman Prilex melakukan apa yang disebut serangan GHOST, yang memungkinkan mereka melakukan penipuan kartu kredit.
“Bahkan pada kartu yang dilindungi dengan teknologi CHIP dan PIN yang konon tidak dapat diretas. Sekarang, Prilex telah melangkah lebih jauh,” kata dia.
Menurut Fabio, para pakar keamanan juga bertanya-tanya apakah Prilex benar-benar dapat menangkap data yang berasal dari kartu kredit berkemampuan NFC atau dengan cara lainnya. Baru-baru ini peneliti Kaspersky menemukan tiga modifikasi baru dengan kekuatan untuk memblokir transaksi pembayaran nirsentuh, yang populer setelah pandemi.
Selanjutnya: Sistem pembayaran nirsentuh seperti ...