TEMPO.CO, Jakarta -Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merealisasikan Penerimaan Negara Bukan Pajak atau PNBP pada 2022 sebesar Rp 351 triliun. Menurut Menteri ESDM Arifin Tasrif, capaian tersebut mencapai 138 persen dari yang ditargetkan, yakni senilai Rp 254 triliun.
“Untuk tahun 2023, kami targetkan di angka Rp 219 triliun,” ujar Arifin dalam konferensi pers Capaian Sektor ESDM Tahun 2022 dan Program Kerja 2023 di Kantor Kementerian ESDM, Senin, 30 Januari 2023.
Baca: Konsumsi Listrik RI Naik 6,15 Persen pada 2022, ESDM: Bukti Ekonomi Kita Tumbuh
Ihwal realisasi tahun 2023, Arifin mengatakan turut didorong tingginya harga komoditas. Realisasi Rp 351 triliun itu pun menunjukkan peningkatan signifikan ketimbang realisasi tahun 2021 yang sebesar Rp 184 triliiun.
Arifin memaparkan realisasi PNBP didominasi sektor mineral dan batu bara atau minerba senilai Rp 183,4 triliun. Angka tersebut jauh lebih besar ketimbang realisasi sektor minerba pada 2021 sebesar Rp 75,4 triliun. Disusul sektor minyak dan gas bumi (migas) senilai Rp 148, 7 triliun setelah pada 2021 terealisasi Rp 97,9 triliun.
Selanjutnya, sektor energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE) terealisasi sebesar Rp 2,3 trilun pada 2022. Sebelumnya, sektor tersebut hanya menyumbang Rp 1,9 triliun pada 2021. Sedangkan realisasi dari sektor lainnya pada 2022 tercatat senilai Rp 17 triliun, meningkat dari realisasi tahun 2021 senilai Rp 8,6 triliun.
“Untuk tahun 2023, kami mengantisipasi penurunan harga komoditas,” ujar Arifin. Karena itu, pihaknya memasang target PBNB 2023 senilai Rp 291 triliiun atau lebih rendah ketimbang capaian tahun 2022.
Baca Juga: ESDM Sebut Permen Perdagangan Karbon Aturan Wajib, Apa Saja yang Diatur?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.