TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengumumkan realisasi investasi Indonesia pada triwulan IV 2022 mencapai Rp 314,8 triliun. Realisasi investasi di luar Pulau Jawa itu lebih besar dibandingkan di Pulau Jawa, yakni sebesar Rp 164,2 triliun atau 52,2 persen.
"Angka ini turun sebesar 1,3 persen secara QoQ (quarter on quarter). Tetapi naik sebesar 28,7 persen secara year on year (yoy)," tuturnya dalam konferensi pers di kantor BKPM, Jakarta Selatan pada Selasa, 24 Januari 2022.
Adapun penanaman modal dalam negeri atau PMDN mencapai Rp 139,6 triliun atau sebesar 44,4 persen dari seluruh realisasi investasi di triwulan IV ini. Angka tersebut naik 0,5 persen secara QoQ dan naik 17,0 persen secara yoy.
Sedangkan penanaman modal asing atau PMA tercatat mencapai Rp 175,2 triliun atau sebesar 55,6 persen dari seluruh realisasi investasi di periode yang sama. Besarannya naik 3,7 persen atau 43,3 persen secara yoy.
BKPM pun mengumumkan lima lokasi terbesar untuk realisasi investasi PMA dan PMDN pada triwulan IV 2022 ini. Di posisi pertama adalah Jawa Barat sebesar Rp 46,2 triliun. Kedua, Sulawesi Tengah sebesar Rp 34,7 triliun. Ketiga, DKI Jakarta sebesar Rp 34 triliun. Keempat, Jawa Timur Rp 30,9 triliun, dan kelima Banten sebesar Rp 23,5 triliun.
Sementara itu, provinsi dengan realisasi PMDN tertinggi adalah DKI Jakarta dengan nilai Rp 24,4 triliun atau 17,5 persen. Kedua, Jawa Barat Rp 19,1 triliun atau 13,7 persen. Ketiga, Jawa Timur Rp 17,1 triliun. Keempat, Kalimantan Timur sebesar Rp 10,8 triliun. Kelima, Banten sebesar Rp 7,6 triliun atau 5,4 persen.
Sedangkan untuk realisasi PMA, Sulawesi Tengah menduduki peringkat pertama, yakni sebesar US$ 2,4 miliar atau 19,3 persen. Kemudian Jawa Barat sebesar US $ 1,9 miliar atau 15,4 persen. Ketiga, Maluku Utara dengan nilai US$ 1,2 miliar atau 9,9 persen. Keempat, Banten sebesar US$ 1,1 miliar. Terakhir, Jawa Timur sebesar US$ 1 miliar atau 7,9 persen.
Sektor yang paling banyak realisasi investasinya adalah yang pertambangan sebesar Rp 39,8 triliun, industri logam dasar, barang logam, dan peralatannya sebesar Rp 39,4 triliun. Kemudian, realisasi investasi di sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi sebesar Rp 36,8 triliun, industri kimia dan farmasi sebesar Rp 33,5 triliun, serta terakhir sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran Rp 28,9 triliun.
RIANI SANUSI PUTRI
Baca: Peluang Investasi di IKN, Kepala Otorita Sebut Lebih dari 70 Perusahaan Berminat
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.