TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 difokuskan kepada penciptaan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan memang beralasan. Pasalnya masih tingginya jumlah penduduk miskin di Indonesia.
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) disebutkan bahwa jumlah penduduk miskin di Indonesia pada September 2022 mencapai 26,36 juta orang. Jika dibandingkan pada Maret 2022, jumlah penduduk miskin di Indonesia meningkat sebesar 9,57 persen atau bertambah sebanyak 0,20 juta orang.
Baca: 73 Ribu Warga Kab Bogor Miskin Ekstrem, Pendapatannya Rp 29 Ribu per Hari
Namun jika dibandingkan dengan September 2021, angka itu menurun sebanyak 0,14 juta orang yang mencapai 26,5 juta orang.
Lalu, kenapa jumlah penduduk miskin bisa bertambah? Bagaimana perbandingannya dengan masyarakat miskin pedesaan? Berikut fakta yang diolah Tempo:
1. Kenaikan BBM dan PHK
Jumlah angka kemiskinan pada September 2022 ini dipengaruhi oleh berbagai peristiwa seperti kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) hingga pemutusan hubungan kerja (PHK).
"Sepanjang September 2022 terjadi pemutusan hubungan kerja di sektor padat karya seperti industri tekstil, alas kaki, serta perusahaan teknologi. Ini yang sudah kita lalui pada September 2022," ujar Kepala BPS, Margo Yunowo.
Selanjutnya: Kemiskinan Terkonsentrasi di Pulau Jawa