Alasannya, menurut dia, bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) cenderung tidak akan terlalu agresif dalam menaikkan suku bunga acuannya pada 2023, sehingga bisa menjadi momentum bagi Indonesia untuk mengakselerasi pertumbuhan.
Dia mengatakan BI akan terus menjaga kestabilan nilai tukar rupiah, menjaga kestabilan inflasi, serta mendorong sistem pembayaran dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan Indonesia.
Sementara itu Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Friderica Widyasari menyampaikan OJK telah membentuk 482 Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) di berbagai wilayah di Indonesia, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
“Kami mendorong pelaku jasa keuangan melakukan bisnis matching,” kata Friderica.
Adapun Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat pengangguran terbuka Indonesia sebesar 5,86 persen atau sebanyak 8,41 juta orang per Agustus 2022, atau naik dari sebelumnya 8,40 juta orang pada Februari 2022.
BPS juga mencatat jumlah penduduk miskin Indonesia sebanyak 26,16 juta jiwa dan tingkat kemiskinan Indonesia sebesar 9,54 persen pada Maret 2022. Sementara itu UMKM tercatat memberikan sumbangan terhadap PDB nasional sebesar 61,1 persen dan penyerapan tenaga kerja sebesar 97,1 persen.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini