TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah kembali mengadakan program Kartu Prakerja pada tahun 2023. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengumumkan gelombang pertama program Kartu Prakerja akan dibuka pada di triwulan pertama pada tahun ini.
Berbeda dengan tahun lalu yang menerapkan skema bantuan sosial (bansos), kata Airlangga, program Prakerja kali ini akan dilaksanakan dengan skema normal.
Baca: Siap-Siap! Ini Cara Daftar Prakerja 2023
"Beberapa hal baru yang dilakukan dalam skema normal yaitu skema bansos, pelatihan itu yang tadinya minimal 6 jam itu ditingkatkan menjadi 15 jam," kata Airlangga dalam konferensi pers virtual pada Kamis, 5 Januari 2023.
Selain durasi pelatihan, insentif yang diberikan juga meningkat menjadi menjadi Rp 4,2 juta per orang dari yang sebelumnya Rp 3,5 juta per orang.
Peserta juga akan menerima biaya pergantian transportasi sebesar Rp 600 ribu yang dibayarkan satu kali, kemudian insentif survei sebesar Rp 100 ribu untuk dua kali survei atau Rp 50 ribu untuk masing-masing survei.
"Karena tidak lagi bersifat semi bansos, maka penerima bantuan seperti subsidi upah, BPUM, PKH boleh menjadi peserta kartu prakerja. Karena ini untuk retratining dan reskilling, bukan bansos lagi," tuturnya.
Adapun total anggaran yang digelontorkan untuk program ini mencapai Rp 2,67 triliun pada tahap awal. Tahap pertama program Kartu Prakerja akan dilakukan di beberapa daerah, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Bali, NTT, dan Papua.
Pemerintah telah menyeleksi bidang-bidang pelatihan yang akan dilakukan dalam program ini. Di antaranya di bidang bisnis, yakni pelatihan digital marketing, data specialist, manajer logistik, surveyor, dan desain grafis.
Selanjutnya: Kemudian di sektor manufaktur akan dilakukan pelatihan...