TEMPO.CO, Jakarta - Aktivitas pelayaran penyeberangan lintas Pelabuhan Bakauheni-Merak ditunda sementara akibat cuaca ekstrem. PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mengumumkan penutupan sementara berlangsung sejak pukul 16.00 WIB.
“Sehubungan dengan hal tersebut, pihak Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah VIII Provinsi Banten selaku otoritas meminta pihak ASDP untuk menunda keberangkatan kapal hingga cuaca dinyatakan aman untuk kapal berlayar," kata ASDP Shelvy Arifin pada Sabtu, 31 Desember 2022.
Penutupan layanan sementara ini berlaku untuk layanan reguler dan kapal ekspres lintas Pelabuhan Bakauheni-Merak. ASDP sebelumnya menerima informasi peringatan cuaca buruk dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Sepanjang Desember ini, curah hujan mengalami peningkatan yang berdampak terjadinya gelombang tinggi dan angin kencang di sejumlah lintasan penyeberangan.
Baca juga: Libur Tahun Baru, Menhub Minta Operator Tegas soal Penundaan Perjalanan saat Cuaca Ekstrem
“ASDP terus melakukan koordinasi intensif khususnya dengan BMKG, kepolisian/TNI, dan otoritas pelabuhan setiap kali sebelum kapal feri melakukan pelayaran agar perjalanan aman dan lancar sampai tujuan,” kata Shelvy.
ASDP mengimbau seluruh pengguna jasa kapal feri, khususnya lintasan tersibuk, di Pelabuhan Bakauheni-Merak agar tetap berhati-hati saat melakukan penyeberangan. Shelvy juga mewaspadai cuaca buruk dan memastikan kondisi stamina dan kendaraan agar tetap sehat dan prima.
Berdasarkan data, total penumpang yang menyeberang dari Sumatera ke Jawa mulai dari H-8 hingga H+5 tercatat 464.668 orang atau naik 42 persen dibandingkan realisasi periode sama tahun lalu sebanyak 327.629 orang. Total kendaraan yang telah menyeberang tercatat 107.138 unit atau naik 19 persen dibandingkan realisasi periode sama tahun lalu sebanyak 89.808 unit.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta operator angkutan umum memperketat aspek keselamatan penumpang di tengah cuaca ekstrem sepanjang tahun baru. Dia mengatakan curah hujan yang tinggi, angin kencang, dan gelombang tinggi, banjir, dan longsor menyebabkan sejumlah perjalanan transportasi mengalami gangguan.
Misalnya, penundaan atau pembatalan perjalanan, pengalihan arus lalu-lintas, dan lain-lain. Budi Karya pun menyoroti sektor penyeberangan dan laut lantaran sejumlah insiden terjadi akibat cuaca buruk.
"Jika memang harus menunda perjalanan, lakukan dengan tegas. Karena aspek keselamatan menjadi yang utama,” kata Budi Karya dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu, 31 Desember 2022.
Adapun yang menjadi perhatiannya, antara lain, penyeberangan Merak-Bakauheni, penyeberangan kapal rakyat di Muara Angke, Bandara Ngurah Rai Denpasar Bali, Stasiun KA di Semarang. Selain itu, beberapa simpul transportasi turut mengalami lonjakan penumpang.
Budi Karya pun meminta jajarannya dan seluruh pengelola transportasi untuk mengecek secara rutin kondisi cuaca terkini dari BMKG. Sebab, dalam hitungan detik, cuaca bisa berubah. "Saya yakin ini sudah dilakukan, tetapi saya minta pengecekan ini dilakukan lebih teliti,” kata dia.
ANTARA
Baca Juga: Resmikan Stasiun Manggarai Tahap I, Jokowi: Salah Satu yang Tersibuk di Indonesia
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini