Selain itu, Airlangga berujar, yang paling menarik itu adalah pemain tengah diganti tiga kali, yaitu Kepala BNPB yaitu Doni Monardo, Ganip Warsito, dan Suharyanto. “Karena lawannya itu kuat, sehingga membutuhkan pemain tengah yang bapasnya kuat,” tutur Airlangga.
Menurut Airlangga, dampak terhadap pemain tengah itu cukup jelas. “Jadi Pak Doni itu waktu diawal rambutnya hitam begitu diakhir hilang semua rambut hitamnya, tetapi begitu sudah alumni lebat lagi. Ini luar biasa damnpak daripada covid-19,” ujar Ailangga.
Kementerian yang dipimpin Airlangga meluncurkan buku Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional bekerja sama dengan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia. Menurut dia, buku tersebut disusun sebagai catatan terhadap apa yang dilakukan dalam rangka penanganan covid-19.
“Karena sebelum pada saat kita menangani covid-19 tidak ada buku mengenai covid-19. Jadi ini semuanya merupakan catatan yang menjadi pembelajaran kepada kita semua dalam kebijakan publik menghadapi krisis,” ucap dia.
Airlangga mengatakan krisis akibat pandemi covid-19 merupakan yang pertama dalam 100 tahun terakhir. Banyak negara yang diterjang covid-19, tapi kurang bisa menanganinya. Namun Indonesia berhasil lulus menghadapi pandemi yang sudah berjalan hampir tiga tahun ini.
“Indonesia hari ini lulus dengan inflasi yang terkendali 5,42 persen, pertumbuhan ekonomi relatif baik 5,72 persem dan penanganan covid yang kasus harian di bawah 5.000 ,” ucap dia. “Banyak negara, khususnya anggota G20 bertanya bagaiman mana kita sukses menangani hal tersebut.”
Semua kisah tersebut, kata Airlangga, sudah tertulis dalam buku tersebut. “Tentu ini menjadi sebagian nanti ada di dalam buku, kecuali ada beberapa hal yang tidak berani ditulis,” tutur Airlangga.
Baca: Airlangga Catat Penyaluran KUR hingga 15 Desember 2022 Rp 335 Triliun
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini