TEMPO.CO, Jakarta - Rupiah ditutup melemah 29 poin di level Rp 15.657 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa sore, 13 Desember 2022. Mata uang garuda juga melemah 40 pon di level Rp 15.627 pada penutupan awal pekan kemarin.
Di tengah pelemahan rupiah hari ini, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebut dolar menguat menjelang rilis data inflasi AS dan pertemuan terakhir The Fed sepanjang 2022. Momen tersebut sudah ditunggu-tunggu investor karena ada prospek kenaikan suku bunga lanjutan.
“Dolar AS telah didukung ekspetasi bunga yang tinggi dan meningkat karena The Fed telah menaikkan suku bunga dana acuannya untuk melawan inflasi. Hal itu membuat mata uang tersebut rentan terhadap penjualan jika inflasi mereda,” kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, Selasa, 13 Desember 2022.
Baca juga: Rupiah Melemah ke Level 15.620 per Dolar AS di Awal Perdagangan, Apa Saja Pemicunya?
Ibrahim berujar, proyeksi pasar untuk puncak suku bunga AS telah merosot. Harga berjangka menunjukkan sulu bunga dana The Fed, yang saat ini ditetapkan antara 3,75 persen dan 4 persen, tetap di bawah 5 persen. Menurutnya, The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada Rabu besok.
“Langkah menurun setelah kenaikkan suku bunga sebear 75 basis poin empat kali berturut-turut,” ujar Ibrahim.
Sementara itu dari dalam negeri, perekonomian Indonesia diperkirakan akan tetap kuat di tengah prospek yang kurang baik. Kondisi ini salah satunya didukung kekuatan produksi manufaktur dan konsumsi domestik yang stabil. Ibrahim mengatakan, ketika negara maju produksi manufakturnya menurun, situasi Indonesia lebih baik ketimbang negara-negara berkembang lainnya.
Namun, Indonesia diperkirakan mengalami penurunan produk domestik bruto atau PDB 2023 sebesar 3,6 persen--meski pertumbuhan ekonomi negara tumbuh 5,72 persen secara tahunan pada kuartal III tahun ini. Dengan ancaman resesi global, Ibrahum mengimbuhkan, Indonesia juga diperkirakan mengalami penurunan kinerja perekonomian nasional.
“Tapi situasi ini perlahan akan membaik dengan proyeksi bertambahnya permintaan masyarakat Indonesia terhadap hasil produksi manufacturing dalam negeri,” kata Ibrahim.
Adapun untuk perdagangan besok, Ibrahim menyebut rupiah akan dibuka fluktuatif. Namun, dia memperkirakan rupiah akan ditutup melemah di rentang Rp 15.640 hingga Rp 15.710 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah Menguat ke 15.620,5 per Dolar AS, Analis: Investor Sudah Antisipasi The Fed
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.