“Fokus minggu ini sekarang pada data perdagangan Cina yang akan dirilis pada hari Rabu, untuk mengukur bagaimana ekonomi bertahan melalui peningkatan pembatasan Covid dalam sebulan terakhir,” ucap Ibrahim.
Inflasi diperkirakan melambung
Adapun pelemahan rupiah juga dipengaruhi oleh faktor dari dalam negeri, salah satunya adalah risiko kenaikan inflasi akibat kenaikan harga pangan. Ibrahim memproyeksikan inflasi Indonesia pada tahun 2023 bakal bergerak di kisaran 6 persen. “Kenaikan ini akibat dari ketidakpastian ekonomi global, sehingga inflasi ini akan melebihi perkiraan pemerintah,” tuturnya.
Bank Indonesia bahkan menilai bahwa banyak negara yang baru akan merasakan penurunan inflasi pada akhir 2023. Artinya, kenaikan inflasi masih akan berlanjut dan terjaga pada tahun depan.
“Laju kenaikan akan sedikit tertahan oleh upaya pemerintah dalam menjaga inflasi bahan pangan,” kata Ibrahim.
Pemerintah daerah pun, menurut dia, telah berlomba-lomba memperoleh insentif dengan menurunkan inflasi di tempatnya melalui pemenuhan pasokan pangan. Langkah itu dapat berlanjut pada tahun depan demi meredam laju inflasi.
Namun langkah ini dinilai pasar tidak cukup, sehingga ada kemungkinan inflasi melampaui batas maksimal yang diharapkan pemerintah. Hal ini pula yang membuat nilai tukar rupiah kembali melemah.
DEFARA DHANYA PARAMITHA
Baca juga: IDEAS Ingatkan soal Risiko Kenaikan Harga Beras dan Telur Menjelang Nataru
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.