Untungnya, pada KTT G20 pekan lalu, Indonesia berhasil berupaya untuk terus menjaga kolaborasi dan kerja sama para pemimpin dunia. “Dengan tujuan untuk mengurangi risiko krisis pangan maupun energi,” ucap dia.
Selain itu, Indonesia juga harus menghadapi perubahan iklim, yang menjadi semakin penting dalam menciptakan risiko tambahan terhadap kerapuhan ekonomi. Komitmen untuk mengurangi emisi CO2 menjadi sangat diperlukan.
“Komitmen untuk mencapai net zero emission juga menjadi sangat penting,” tuturnya. “Ambisi ini menjadi tantangan Indonesia.”
Menurut dia, Indonesia harus mengurangi emisi CO2, tapi di sisi lain terus mendukung pembangunan dan pemulihan ekonomi dengan kebutuhan energi yang akan terus meningkat. Itu sebabnya, dalam KTT G20, Indonesia resmi meluncurkan Platform Negara Mekanisme Transisi Energi.
Platform tersebut dapat menciptakan percepatan transformasi namun tetap adil dan terjangkau, khususnya di sektor energi. “Dunia akan melihat bahwa Indonesia sebagai pemimpin global juga akan terus konsisten dalam merancang transisi yang sangat rumit, dari bahan bakar fosil ke energi bersih ini,” tutur Sri Mulyani.
Baca Juga: Sri Mulyani Optimalkan Kebijakan Fiskal untuk Dorong Industri Hulu Migas
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini