Karena itu, ia menilai GoTo perlu beradaptasi untuk maju dengan cara berfokus pada hal yang bisa dikendalikan. Menurut dia, perusahaan harus mengelola beban operasional dan memastikan bisnis terus agile untuk mencapai tujuan.
Terlebih, tuturnya, laporan kinerja GoTo beberapa kuartal terakhir sudah mencatatkan banyak kemajuan. Selain itu, tim manajemen dan dirinya juga sepakat untuk mengembalikan sebagian gaji mereka untuk mendukung langkah penghematan tersebut.
"Namun sayangnya, semua ini belum cukup. Untuk mencapai kemerdekaan finansial dengan lebih cepat, ada harga mahal yang harus dibayar," kata dia.
GoTo dinilai perlu berubah secara drastis, termasuk menyesuaikan fokus bisnis dan cara kerjanya. Karena itu, perseroan memutuskan merumahkan 1.200 karyawan. Ia mengatakan efisiensi itu memiliki dua prinsip penting. Pertama, meningkatkan prioritas pada produk dan bisnis inti. Kedua, mengidentifikasi bagaimana perusahaan dapat membuat organisasi dan cara kerja yang lebih efisien.
Ia berjanji akan memberikan kompensasi pada karyawan yang terkena PHK sesuai dengan ketentuan yang diwajibkan hukum dan perundang-undangan yang berlaku di tiap negara GoTo beroperasi. Selain itu, ia juga meyakinkan akan memberikan dukungan finansial tambahan, dukungan well-being yang mencakup konseling psikologis, karir, dan keuangan selama enam bulan ke depan. Ditambah dukungan transisi karir, seperti memberikan laptop, pelatihan karir, dan pendaftaran ke dalam Direktori Alumni.
"Saya sangat berharap kita dapat membangun perusahaan yang memberi ruang bagi kita semua. Setiap saat yang kita lalui bersama, segala ide dan semangat yang kita rasakan, sangat berharga bagi saya. Karena itu dari lubuk hati yang paling dalam, saya mohon maaf," tuturnya.
RIANI SANUSI PUTRI
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini