"Ini menjadi tantangan dan situasi ini mendorong negara-negara untuk mempersiapkan akses pasar yang kompetitif," ucap Satu. Dia pun mengungkapkan kondisi yang dialami dunia di tengah ancaman krisis menjadi sangat menantang bagi pemerintah untuk mengelola ekonomi makronya.
Peringatan Bank Dunia
Di tengah menguatnya potensi krisis karena kondisi geopolitik, Satu mengatakan alarm pandemi juga masih terus berbunyi pada masa mendatang. Pandemi Covid-19, kata dia, bukan krisis kesehatan pertama dan terakhir. "Negara-negara harus bersiap menghadapi pandemi selanjutnya," kata dia.
Satu kemudian mengapresiasi inisiatif Presidensi KTT G20 Indonesia untuk membentuk pandemic fund. Pengumpulan dana cadangan itu akan menjadi katalis untuk memobilisasi pendanaan-pendanaan lainnya bagi sektor kesehatan yang datang dari sumber yang berbeda-beda.
Dana yang terkumpul dari pandemic fund sebelumnya mencapai US$ 4 miliar atau setara dengan Rp 62 triliun. Dana cadangan pandemi yang akan dikelola Bank Dunia ini akan bertambah karena ada sejumlah negara telah menyatakan komitmen untuk memberikan sumbangsih.
"Berbagai negara bisa mengajukan pembiayaan dari dana tersebut, terutama untuk negara miskin. Ini adalah persiapan untuk mencegah pandemi berikutnya. Dan saya pikir Indonesia akan menjadi negara pertama yang mengaplikasikan itu, itulah hasil utama dari G20," katanya.
Walsh dan Satu menjadi pembicara dalam Tempo Economic Forum 2023. Diskusi bertajuk "Strenghtening Economic Resilience Againts the Threat of a Global Recession" ini menghadirkan berbagai pembicara yang mengulas mengenai tantangan ekonomi Indonesia dan global ke depan dalam menghadapi tantangan krisis dan ancaman resesi 2023.
Baca juga: Kolaborasi Sun Cable dan ESDM Garap Industri Hijau Akan Sumbang PDB RI 1,6 Triliun
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.