Selanjutnya, Neo Commerce juga akan menyasar kelompok usaha kecil menengah. Dengan jumlah pengguna yang mencapai 20 juta, ia membidik mereka yang mempunyai bisnis sampingan.
"Top-nya mungkin akan Rp 100-Rp 200 juta, tapi di awal penawaran mungkin puluhan juta rupiah dulu untuk modal kerja mereka," kata dia. Tergantung dari riwayat transaksi keuangan masing-masing nasabah.
Kemudian Neo Commerce juga berencana memperbesar fee based income. "Kami sadar bahwa aset is one thing," ucapnya.
Ia menyadari siapa pun akan menggunakan aplikasi yang relevan dengan kehidupan mereka. "Dari situ, kami akan luncurkan wealth management, lewat aplikasi. Nah dari sini fee based income akan terdongkrak, naik di kuartal I tahun 2023.
Bank Neo Commerce sampai dengan kuartal III/2022 tercatat masih membukukan rugi bersih sebesar Rp601,2 miliar atau naik 127 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Di balik kerugian ini, Bank Neo Commerce tercatat mampu membukukan pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) sebesar Rp1,08 triliun atau melesat 351 persen yoy. Hal ini ditopang oleh pendapatan bunga yang melejit 221 persen secara tahunan menjadi Rp1,58 triliun.
Pendapatan bunga Bank Neo Commerce ditopang oleh penyaluran kredit yang mencapai Rp8,9 triliun per kuartal III/2022, atau naik 131,77 persen yoy. Rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) baik secara gross maupun net terjaga di level 1,88 persen serta 1,69 persen.
Sementara itu, aset bank digital yang mayoritas sahamnya dimiliki Akulaku tersebut mencapai Rp15,9 triliun, naik 98,75 persen yoy. Hal ini diikuti oleh raihan dana pihak ketiga (DPK) yang ikut meningkat sebesar 88,9 persen pada September 2022 menjadi Rp12,6 triliun.
MARTHA WARTA | BISNIS
Baca Juga: Mayoritas Nasabahnya di Jawa, Bank Neo Commerce Akan Perluas Jaringan Melalui Komunitas