TEMPO.CO, Nusa Dua - Presiden Joko Widodo alias Jokowi menggelar pertemuan bilateral dengan Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan di sela-sela KTT G20. Kedua kepala negara bersepakat untuk merundingkan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif atau Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).
“Kita harus instruksikan kepada para perunding agar hambatan yang ada, segera dicarikan solusi yang bisa diterima kedua belah pihak dan perjanjian segera dirampungkan,” kata Jokowi di Apurva, Nusa Dua, Senin, 14 November 2022.
CEPA merupakan skema kerja sama ekonomi yang lebih luas dari sekadar isu perdagangan. Dalam perundingan Indonesia-Turkey CEPA pada 2020 lalu, volume perdagangan kedua negara tercatat hanya US$ 1,5 juta. Angka ini lebih kecil jika dibandingkan dengan populasi kedua negara yang nyaris 400 juta jiwa.
Selain merembuk masalah perdagangan, Indonesia dan Turki bersama-sama mencari solusi damai untuk penyelesaian konflik Rusia-Ukraina. Jokowi dan Erdogan melihat eskalasi ketegangan kedua negara menimbulkan efek negatif bagi perekonomian global. Khususnya perihal ekonomi dan energi.
Selanjutnya, Jokowi dan Erdogan melihat penandatanganan perjanjian yang mencakup bidang pertahanan, kehutanan, lingkungan hidup, riset-teknologi dan inovasi. Kedua negara bersepakat mempercepat transisi energi dengan menjalin kerja sama pengadaan bus listrik melalui skema B to B. Perjanjian antar-pelaku usaha sudah dilakukan oleh Karsan dengan Credo Group. Selain itu, Turki akan masuk di proyek Jalan Tol Trans Sumatera.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
Baca Juga: Presiden Turki Erdogan di KTT G20 Bali Pakai Mobil Antipeluru dan Tahan Bom
