2. Kronologi Adu Pernyataan Hary Tanoe Vs Mahfud MD Soal Migrasi TV Digital
Ramai antara Bos MNC Grup Hary Tanoesoedibjo atau Hary Tanoe berhadapan dengan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD tak lepas dari kebijakan migrasi siaran TV analog ke TV digital atau analog switch off (ASO).
Keduanya terlibat adu argumen merespons kebijakan itu. Hal ini bermula ketika Mahfud mencabut izin stasiun radio atau ISR untuk RCTI, Global TV, Global TV, MNC TV, iNewsTV, ANTV pada 2 November karena tak patuh kebijakan ASO.
Bagaimana sebetulnya kronologi dan duduk masalahnya? Mahfud MD menyematkan kata 'membandel' kepada stasiun TV itu. Sebab, kebijakan migrasi dari TV analog ke TV digital menjalankan amanat Undang-undang Nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan juga telah lama didiskusikan dengan para pemilik stasiun televisi.
Simak lebih jauh tentang Tv Digital di sini.
3. Komentari IMF, Didik Rachbini Kritik Bunga Pinjaman Indonesia Setara dengan Bangladesh
Ekonom senior yang juga merupakan pendiri Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Didik J. Rachbini menjelaskan penyebab bunga pinjaman pemerintah Indonesia atau sovereign borrowing costs dianggap Dana Moneter Internasional atau IMF sudah terlalu tinggi. Bahkan kini bunga utang pemerintah Indonesia setara dengan Bangladesh.
Menurut Didik, permasalahan itu bermuara pada kualitas pengelolaan utang dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) yang terbilang rendah. Akibatnya biaya pinjaman itu bisa tinggi dan setara Bangladesh maupun India, meskipun defisit fiskal terus pemerintah tetapkan pada level rendah.
"Tanpa kontrol dan kritik, kebijakan utang yang besar dengan bunga yang terlalu tinggi ditelan mentah-mentah begitu saja. Kualityas kebijakan fiskal seperti ini naif dan setara dengan negara terbelakang Bangladesh, seperti dikemukakan IMF," kata Didik, Sabtu, 5 November 2022.
Simak lebih jauh tentang IMF di sini.