TEMPO.CO, Jakarta - Kurs rupiah terhadap dolar AS pada Jumat sore, 4 November 2022, kembali ditutup melemah. Bahkan bila dibandingkan dengan mata uang di Asia, nilai tukar rupiah jeblok terdalam terhadap dolar AS.
Data Bloomberg menunjukkan, rupiah mengakhiri perdagangan kemarin dengan melemah 0,27 persen atau 42.5 poin ke Rp 15.737,5 per dolar AS. Sebelumnya rupiah sempat terpantau loyo hingga 0,21 persen atau 0,23 poin.
Di Asia, selain rupiah, hanya terlihat ringgit Malaysia yang juga melemah senilai 0,08 persen. Sedangkan mayoritas mata uang di kawasan tersebut malah menguat. Adapun penguatan kurs dipimpin oleh baht Thailand sebesar 0,99 persen, kemudian disusul yuan Cina yang menguat 0,54 persen, dan peso Filipina naik 0,45 persen.
Baca: The Fed Naikkan Suku Bunga Lagi, Rupiah Bakal Makin Tertekan
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan pada awal pekan depan rupiah bakal dibuka berfluktuatif. Dalam hitungannya, rupiah diprediksi masih akan melanjutkan tren pelemahan dan di akhir perdagangan akan berkisar di level 15.710 - 15.780 per dolar AS.
Ibrahim menyatakan bahwa indeks dolar mendekati level tertinggi dalam dua minggu terakhir. Hal ini setelah bank sentral Amerika Serikat atau The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin sebagaimana ekspektasi pasar.
Kenaikan suku bunga ini diperkirakan The Fed bakal mencapai puncaknya pada tingkat yang lebih tinggi dari perkiraan semula. Usai The Fed, Bank of England (BoE) juga mengerek suku bunga Inggris menjadi 3 persen dari 2,25 persen. Kenaikan 75 basis poin ini menjadi yang tertinggi sejak 1989.
Selanjutnya: Kenaikan suku bunga ini untuk merespons ramalan ...