TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair, mengatakan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara adalah wujud dari semangat Indoneia. Menurut dia, ibu kota baru ini akan membuka peluang besar bagi ekonomi dan menarik investor dari seluruh dunia.
“Dan saya membuat komitmen untuk membawa pesan itu ke dunia dan memberi tahu orang-orang bahwa ini adalah sesuatu yang layak untuk didatangi, layak untuk dilihat, layak untuk diinvestasikan,” ujarnya di Ballroom Djakarta Theater XXI, Selasa malam, 18 Oktober 2022.
Tony Blair sebelumnya hadir dalam jajak pasar untuk mempromosikan berbagai potensi investasi di IKN. Dia mendengarkan berbagai aspirasi dari investor. Dewan Pengarah Pembangunan Ibu Kota Baru tersebut menyatakan IKN akan menjadi nilai positif Indonesia di mata dunia.
Baca juga: Jokowi Tagih Komitmen Investasi IKN ke Bos Ciputra Group: 300 Hektare Itu Benar?
Karena itu, dia menganggap semangat itu perlu dipelihara agar kemajuan besar yang telah dicapai Indonesia dalam beberapa tahun terakhir dapat berlanjut pada masa depan. Dengan begitu, kata Blair, Indonesia dapat mengambil tempat sebagai pemimpin bangsa-bangsa di dunia.
“Ini adalah tempat hari ini orang ingin melihat sesuatu dilakukan dan ibu kota. (IKN) Bisa menjadi personifikasi dari perwujudan semangat itu,” kata Tony.
Kepala Otorita IKN Bambang Susantono mengatakan pemerintah tidak ingin sekadar memindahkan ibu kota secara fisik, tapi juga menghadirkan roh sebuah kota.
“City with soul, city the has to be believable and lovable (Kota dengan jiwa. Kota yang dipercaya dan dicintai),” ujar dia dalam acara Pre Market Sounding Proyek Ibu Kota Negara di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Selasa malam, 18 Oktober 2022.
Karena itu, IKN sebagai ibu kota baru yang berlokasi di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur tidak cuma akan dibangun sebagai kota layak huni. Tapi juga sebagai kota yang dicintai warganya. Caranya, kata dia, dengan memberikan kesempatan para investor dari berbagai bidang untuk mengembangkan kawasan.
Kawasan yang ia maksud adalah kesehatan, pendidikan, pertokoan, hingga pusat hiburan dan atau pusat mengelola emosi.“Saya kira ini juga kita ingin melengkapi sehingga tercipta ekosistem yang baik,” ucap Bambang.
BISNIS | KHORY ALFARIZI
Baca Juga: Pre Market Proyek IKN, Jokowi: Pindah Ibu Kota Bukan Soal Fisik tapi Budaya Kerja Baru
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini