TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojek Online Garda Indonesia Igun Wicaksono setuju dengan program kendaraan listrik yang saat ini terus digaungkan pemerintah. Dia juga menyebut para pengemudi ojek online (ojol) yang masih menggunakan sepeda motor berbahan bakar minyak mau beralih ke sepeda motor listrik, tetapi dengan syarat.
“Kami setuju dan siap mendukung dengan syarat bebaskan pajak kendaraan bermotor listrik bagi ojol sehingga konversi kendaraan BBM ke kendaraan listrik untuk ojol bisa berjalan efektif dan menjadi stimulus mempercepat konversi tersebut,” kata Igun kepada Tempo, Kamis, 6 Oktober 2022.
Artinya, lanjut Igun, pengemudi ojol meminta diberi kemudahan untuk mendapatkan kendaraan listrik. Termasuk, dibebaskan dari biaya-biaya konversi. Dia juga berharap ada bank dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bersedia menanggung kredit kendaraan listrik tanpa bunga.
“Jadi untuk memudahkan pengemudi ojol agar bisa memiliki sepeda motor listrik,” kata Igun. “Kami siap mendukung program konversi dengan diberikan dukungan dalam akses dan bebas pajak untuk mendapatkan kendaraan listrik,” kata dia.
Kementerian Perindustrian mengejar target produksi nasional sebanyak dua juta unit sepeda motor listrik. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan pihaknya masih terus melakukan pendalaman terkait dengan industri kendaraan electric vehicle, baik untuk kendaraan roda empat maupun roda dua.
Baca juga: Besok, Pengemudi Transportasi Online Geruduk Kemenhub untuk Bahas Tarif hingga Sanksi
“Khusus untuk roda dua, ada target dari Bapak Presiden dalam waktu yang sesingkat-singkatnya bisa segera memproduksi dua juta unit," kata Gumiwang, 5 Oktober 2022, dikutip dari Antara.
Agus optimistis mampu mencapai target dua juta sepeda motor listrik tersebut, mengingat animo dari para investor untuk membuka fasilitas produksi motor listrik cukup besar. Dia menyebut saat ini sudah ada 35 pabrikan otomotif yang siap memproduksi sepeda motor listrik dengan kapasitas satu juta unit per tahun dan ditargetkan meningkat hingga dua juta unit hingga tahun depan.
“Dalam upaya mendukung ekosistem electric vehicle di tanah air, perlu kolaborasi yang baik dari setiap kementerian/lembaga, sebab masing-masing memiliki tugas berbeda dalam mendukung perkembangan kendaraan listrik nasional,” kata dia.
Sementara itu, dalam mendukung percepatan penggunaan kendaraan listrik, Agus mengambil contoh kebijakan potongan pajak bagi kendaraan listrik di Thailand. “Kalau kita lihat, Thailand telah lebih maju dalam pengembangan otomotif berbasis listrik karena tidak memberlakukan komponen pajak di pemerintah daerah,” ucap Agus. Menurutnya hal ini perlu menjadi perhatian di Indonesia agar pertumbuhan kendaraan listrik di Indonesia bisa lebih cepat.
RIRI RAHAYU | ANTARA
Baca juga: Kemenhub Bahas Revisi UU Angkutan Jalan, Ojek Online Masuk Transportasi Umum?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.