Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Nadine Gaus, Founder Klamby yang Sempat Jual Mobil untuk Gaji Karyawan

image-gnews
Founder Wearing Klamby, Nadine Gaus, (dress berwarna hitam) diapit oleh tiga public figure yang akan menghadiri ke acara London Fashion Week 2022 yaitu (kiri ke kanan) Raisa, Tantri Namirah dan Patricia Gouw, usai konferensi pers, di Hotel Fairmont, Jakarta Selatan, Senin, 12 September 2022. (Sumber: Dok. Istimewa)
Founder Wearing Klamby, Nadine Gaus, (dress berwarna hitam) diapit oleh tiga public figure yang akan menghadiri ke acara London Fashion Week 2022 yaitu (kiri ke kanan) Raisa, Tantri Namirah dan Patricia Gouw, usai konferensi pers, di Hotel Fairmont, Jakarta Selatan, Senin, 12 September 2022. (Sumber: Dok. Istimewa)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Nadine Kusuma Permatasari Cikita Gaus dipilih Tempo.co sebagai pebinis muda inspiratif dari kategori e-commerce dan retail.  Perempuan 30 tahun tersebut merupakan Pendiri dan Direktur Kreatif Klamby.

Nadine Gaus memang memiliki passion di bidang fesyen. Meski menempuh pendidikan di Jurusan Akutansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM), mimpinya merancang pakaian tidak pernah pupus. Nadine berusaha tetap menyalurkan hobinya tersebut.

“Kalau teman-teman pulang kuliah nongkrong, saya ikut kursus menjahit. This is something makes me happy and feel alive,” kata Nadine kepada TEMPO, beberapa waktu lalu.

Tak disangka pada 2011, ayah Nadine terkena PHK tanpa pesangon dari tempat kerjanya. Seketika keuangan keluarga terpuruk. Nadine yang sudah menjalani kuliah selama 1,5 tahun di Yogyakarta butuh biaya tak sedikit harus berpikir keras agar bertahan. Di saat kepepet itu, ide-ide kreatif itu muncul.

Dari uang saku tersisa Rp 400 ribu, sebanyak Rp 200 ribu digunakan Nadine untuk belanja awul-awul atau baju bekas layak pakai dari luar negeri di berbagai lokasi di Yogya. Sesampainya di indekos, ia mencuci baju bekas-baju bekas itu dengan air hangat, merendamnya dengan pewangi dan menjemurnya.

Setelah baju kering dan disetrika, ia berfoto selfie mengenakan baju tersebut dan mengunggahnya di Facebook dan sejumlah grup di BlackBerry Messenger. Di luar dugaan, lewat promosi dari mulut ke mulut, ternyata cukup banyak peminat baju-baju dari pasar thrifting itu.

Nadine berulang kali jatuh bangun dalam menjalankan bisnis Klamby karena belum lulus kuliah. Bolak-balik ke Tangerang untuk menjalankan bisnis dan ke Yogya untuk kuliah harus dilakoni.

Momen terberat terjadi pada 2014. Nadine harus berfokus menggarap skripsi setelah berbulan-bulan terbengkalai. Padahal kala itu, bisnis Klamby sedang bagus-bagusnya.

Selama dua bulan berfokus menggarap skripsi, ia terpaksa menjual mobil bekas merek Suzuki Splash yang sebelumnya jadi kendaraan operasional Klamby. Uang hasil penjualan mobil dipakai untuk membayar gaji 10 karyawannya saat bisnis vakum. “Saya enggak mau kehilangan mereka,” ujar perempuan berusia 25 tahun ini.

Setelah skripsi rampung dan ia lulus kuliah, Nadine memulai bisnis Klamby dari nol lagi. Lewat sistem pre order, Nadine punya waktu 2-4 minggu untuk memproduksi baju dan mengirimkan pesanan. Sistem bayar uang muka 50 persen di depan juga menjamin modal produksi aman.

Bulan demi bulan kondisi keuangan Klamby kembali membaik. Nadine akhirnya ikut kursus di ESMOD, mewujudkan cita-citanya yang sempat terpendam.

Memasuki tahun 2015, setelah modal usaha dianggap memadai, Klamby mengubah sistem dari PO menjadi menjual produk ready stock. Keputusan itu membuat bisnis bisnis Klamby berkembang lebih cepat.“Jadi memang harus berani ambil risiko,” ujar Nadine.

Nadine Gaus adalah satu dari empat pebisnis muda inspiratif yang dipotret profilnya dalam liputan khusus Tempo.co. Ia adalah salah satu contoh pebisnis muda yang jatuh-bangun mengembangkan usahanya hingga sukses melalui krisis.

Selama lebih dari dua bulan tim redaksi menyalakan radar untuk menghimpun nama-nama inspiratif yang patut diangkat profilnya. Di ujung proses seleksi, kami memilih empat pebisnis muda dari empat kategori. Kategori itu adalah e-commerce dan retail, onboarding atau naik kelas, inovasi marketing, dan industri keuangan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kiprah para pebisnis muda itu dinilai dari berbagai indikator, seperti mereka berusia di bawah 35 tahun, inovasi bisnisnya, modal usahanya dari nol, hingga dampak positifnya bagi masyarakat luas. Simak lebih lengkap liputan pebisnis muda inspiratif hanya di Tempo.co.

Baca Juga: Klamby Rilis Koleksi yang Dipamerkan di London Fashion Week, Ada Diskon 20 Persen

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini. 

 

 

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Budi Arie Sebut Sudah Blokir Temu, Kenapa Masih Ada di Playstore?

22 hari lalu

Menkominfo Tegaskan Aplikasi TEMU Terlarang di Indonesia
Budi Arie Sebut Sudah Blokir Temu, Kenapa Masih Ada di Playstore?

Dari pantauan Tempo, Temu yang berbasis di Amerika Serikat itu masih dapat ditemukan di toko aplikasi dalam sistem Android maupun iOS Tanah Air.


Teten Masduki Waswas Aplikasi Temu Masuk ke Indonesia seperti TikTok Shop: Khawatir Dampaknya ke UMKM

24 hari lalu

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (MenKopUKM) Teten Masduki saat ditemui di kantornya di gedung KemenKopUKM, Jakarta Selatan pada Senin, 7 Oktober 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Teten Masduki Waswas Aplikasi Temu Masuk ke Indonesia seperti TikTok Shop: Khawatir Dampaknya ke UMKM

MenkopUKM Teten Masduki mengatakan tidak mau Temu memasuki Indonesia dan merugikan UMKM seperti TikTok Shop tahun lalu. Ia mengungkap upaya kementeriannya menghalangi Temu.


Industri Tekstil Terpuruk karena Banjir Produk Impor, Asosiasi Minta Pemerintah Awasi E-commerce

24 hari lalu

Karyawan mencari kain pesanan di toko tekstil Pasar Cipadu, Tangerang, Banten, Kamis 5 September 2024. Ikatan Pengusaha Konveksi Berkarya meminta pemerintah awasi e-commerce untuk mengatasi banjir produk impor yang menyebabkan industri tekstil terpuruk.. TEMPO/Tony Hartawan
Industri Tekstil Terpuruk karena Banjir Produk Impor, Asosiasi Minta Pemerintah Awasi E-commerce

Ikatan Pengusaha Konveksi Berkarya meminta pemerintah awasi e-commerce untuk mengatasi banjir produk impor yang menyebabkan industri tekstil terpuruk.


Cerita Chef Devina Hermawan Bukunya Dibajak dan Dijual Murah di E-Commerce Seharga Rp2 Ribu

24 hari lalu

Chef Devina Hermawan membagikan tips mengatur keuangan keluarga untuk para ibu baru. (dok. ShopeePay)
Cerita Chef Devina Hermawan Bukunya Dibajak dan Dijual Murah di E-Commerce Seharga Rp2 Ribu

Devina Hermawan mengatakan pembajakan buku ini akan mematikan minat dan semangat calon penulis dalam negeri.


Penerbit: Masalah Buku Bajakan di E-Commerce Tidak Akan Selesai Tanpa Penegakan Regulasi dari Pemerintah

26 hari lalu

Ilustrasi buku/Foto: Pexels
Penerbit: Masalah Buku Bajakan di E-Commerce Tidak Akan Selesai Tanpa Penegakan Regulasi dari Pemerintah

Direktur Buku Mojok Aditia Purnomo menyatakan penjualan buku bajakan di e-commerce tidak akan selesai tanpa penegakan regulasi dari pemerintah


Dianggap akan Mengancam UMKM Indonesia, Apa Itu Aplikasi Belanja Online Temu?

29 hari lalu

Logo Temu (temu.com)
Dianggap akan Mengancam UMKM Indonesia, Apa Itu Aplikasi Belanja Online Temu?

Temu menawarkan berbagai produk dengan harga yang sangat murah karena menggunakan model bisnis Factory to Consumer (F2C).


GoTo Buka Lowongan Kerja 4 Posisi di Departemen Finance, Cek Rinciannya

34 hari lalu

Mitra layanan ojek daring Gojek menunjukkan logo merger perusahaan Gojek dan Tokopedia yang beredar di media sosial di shelter penumpang Stasiun Kereta Api Sudirman, Jakarta, Jumat, 28 mei 2021. Sejumlah mitra pengemudi Gojek berharap mergernya dua perusahan startup Gojek dan Tokopedia memberikan dampak positif bagi kalangan mitra dengan meningkatnya bonus dan insentif karena penggabungan tersebut telah meningkatkan nilai atau valuasi perusahaan. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
GoTo Buka Lowongan Kerja 4 Posisi di Departemen Finance, Cek Rinciannya

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) membuka lowongan pekerjaan empat posisi untuk Departemen Finance yang nantinya akan ditempatkan di Jakarta.


Live Streaming Kian Digemari, Shopee: Pembeli Berevolusi, dari Offline ke Online, dan Sekarang..

44 hari lalu

Logo Shopee. wikipedia.org
Live Streaming Kian Digemari, Shopee: Pembeli Berevolusi, dari Offline ke Online, dan Sekarang..

Senior Director of Marketing Growth Shopee Indonesia, Monica Vionna menyatakan pembeli saat ini menggemari cara belanja lewat live streaming.


Teten Pastikan Aplikasi Temu asal Cina Belum Daftar Izin: Baru Urus HAKI

52 hari lalu

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki usai menerima audiensi dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) di Gedung Smesco, Jakarta Selatan, Rabu, 24 Juli 2024. TEMPO/Bagus Pribadi
Teten Pastikan Aplikasi Temu asal Cina Belum Daftar Izin: Baru Urus HAKI

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki angkat bicara soal status aplikasi e-commerce asal Cina, Temu.


Profil Pinduoduo, Perusahaan Cina yang Disebut Bisa Mengancam Produk UMKM Indonesia

56 hari lalu

Pelaku lUsaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), membuat lukisan wayang secara tradisional. Dok. Bank BRI
Profil Pinduoduo, Perusahaan Cina yang Disebut Bisa Mengancam Produk UMKM Indonesia

Pinduoduo Inc. adalah perusahaan e-commerce asal Cina disebut bisa mengancam UMKM Indonesia