TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada perdagangan awal pekan ini, Senin, 26 September 2022. IHSG dibuka di level 7.178,50, lalu 5 menit kemudian ke level 7.125,08. Dibanding level penutupan perdagangan akhir pekan lalu pun IHSG telah melemah sekitar 0,73 persen.
Vice President sekaligus Senior Analis Teknikal PT Samuel Sekuritas Indonesia Muhammad Alfatih mengatakan, akhir pekan lalu IHSG telah tertekan dalam pola konsolidasi jangka pendek di kisaran 7.130-7.250. Jika pergerakan ini terus melemah, trennya bisa kembali di bawah 6.900.
"Jika tembus ke bawah 7.130, maka tekanan dapat berlanjut ke arah 7.030-6.980. Konsolidasi September 2022 di 7.150-7.300-7.350," kata dia dalam keterangan tertulis, Senin, 26 September 2022.
Alfatih pun menyoroti sejumlah saham yang perlu dicermati para investor dengan kondisi IHSG tersebut. Pertama, dia menyoroti saham BUMI yang akhir pekan lalu di tutup di level 147. Kata dia saham BUMI memiliki tren turun menguat setelah tembus ke bawah trendline kuat pola sejak 2012.
"Harga akhir pekan yang lalu gagal menguat dari support 147. Kemungkinan pelemahan dapat mencapai 120. Dengan batas cover di 157, untuk jangka waktu pandek," ujar Alfatih
Kemudian, saham ICBP yang kemarin harganya di tutup di level 9.000 juga menjadi sorotannya. Menurut Alfatih, harga saham itu akan melanjutkan penguatan. Potensi penguatan ke arah 9.175-9.350 dengan batas risiko 8.900, dan demand area 8.750-8.600.
Terakhir adalah saham UNVR yang ditutup di level 4.810 akhir pekan lalu. Harga saham itu telah menguji 4.810. Jika tembus, maka pola down channel sejak Mei 2022 bisa berakhir dan menjadi tren naik jangka menengah.
"Potensi kenaikan ke 4.880, lalu 5.000-5.100, kemudian 5.150-5.200. Batas risiko 4.770, demand area 4.730-4.700," kata dia.
Adapun IHSG pada akhir pekan lalu ditutup di zona merah di level 7.178,58. Indeks melemah 0,56 persen dari penutupan sehari sebelumnya di 7.218,91.
Baca: PLN Beri Pendampingan ke Masyarakat Penerima Kompor Listrik: Sampai Benar-benar Mandiri
Disclaimer: Berita ini merupakan hasil kerja sama dengan PT Samuel Sekuritas Indonesia. Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.