TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan nilai tukar rupiah pada hari ini akan kembali melemah. "Rupiah diprediksi berfluktuatif dan ditutup melemah di rentang Rp15.020—Rp15.070 per dolar AS," katanya dalam keterangan tertulis pada akhir pekan lalu di Jakarta.
Pelemahan rupiah pada hari ini melanjutkan tren yang terjadi pada Jumat pekan lalu di tengah sentimen keputusan Bank Indonesia (BI) yang menaikkan suku bunga acuannya dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG).
Baca Juga:
Pada akhir pekan lalu, rupiah melemah 0,1 persen atau 14,5 poin ke posisi Rp 15.037,5 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS saat itu terpantau menguat 0,43 persen atau naik 0,48 poin ke 111,58.
Pelemahan rupiah sejalan dengan mayoritas mata uang kawasan Asia lainnya. Yuan Cina, misalnya, terpantau melemah 0,41 persen. Begitu pula rupee India yang terkoreksi 0,12 persen dan ringgit Malaysia sebesar 0,23 persen. Meski demikian, sejumlah mata uang terpantau menguat terhadap dolar AS yakni yen Jepang 0,06 persen dan won Korea Selatan naik 0,22 persen.
Lebih jauh Ibrahim menyebutkan dolar AS melonjak dan menyentuh level tertinggi dalam 24 tahun terhadap yen setelah The Fed melanjutkan kebijakan hawkish dan Bank Sentral Jepang mengambil sikap dovish. Bank of Japan memutuskan mempertahankan kebijakan moneter ultra-mudahnya.
Sementara itu, The Fed memutuskan kembali menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin. Bank Sentral AS juga memberi sinyal bahwa suku bunga akan mencapai 4,4 persen pada akhir 2022 dan 4,6 persen pada akhir 2023. “Ini menunjukkan suku bunga akan naik lebih tinggi dan tetap tinggi lebih lama dari harga pasar sebelumnya,” kata Ibrahim.
Bank of England juga diramalkan bakal melakukan hal serupa, mengerek suku bunga untuk keenam kalinya secara berturut-turut. Kenaikan suku bunga diramal sebesar 75 basis poin untuk menyamai langkah The Fed.
Sedangkan di dalam negeri, Ibrahim menilai fundamental ekonomi Indonesia relatif baik dan berhasil bertahan dari tekanan pandemi. Meski keputusan kenaikan suku bunga 50 basis poin kurang direspons pasar, menurut dia, Bank Indonesia yakin bahwa pertumbuhan ekonomi bisa berkisar 4,5 persen hingga 5,3 persen.
BISNIS
Baca: PLN Beri Pendampingan ke Masyarakat Penerima Kompor Listrik: Sampai Benar-benar Mandiri
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.