"Kenaikan harga BBM akan mendorong peningkatan inflasi, dan peningkatan inflasi ini akan meningkatkan penerimaan pajak pemerintah. Peningkatan inflasi juga akan meningkatkan belanja pemerintah di antaranya belanja subsidi atau belanja bantuan sosial," kata Ibrahim.
Inflasi akan menjadi batu sandungan terhadap target pembangunan jika tidak dikompensasi dengan peningkatan upah yang sebanding dengan peningkatan inflasi karena pendapatan akan turun, namun di satu sisi masyarakat kelas menengah tidak mendapat bantuan sosial.
Sementara itu, dolar AS kini melejit ke level tertinggi dalam 20 tahun terhadap sekeranjang mata uang pada hari Kamis. Hal tersebut memperpanjang kenaikan setelah The Fed mengerek suku bunga dan mencapai nada yang lebih hawkish dari yang diharapkan dalam pertemuan terbarunya.
The Fed menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada hari Rabu, sesuai dengan harapan pasar. Ketua The Fed Jerome Powell menyatakan bahwa pihaknya akan mempertahankan kenaikan suku bunga pada klip yang tajam, bahkan mempertaruhkan tekanan pada pertumbuhan ekonomi dan pasar tenaga kerja untuk mengendalikan inflasi yang terkendali.
Komentar hawkish tersebut memperkuat ekspektasi bahwa suku bunga AS akan mengakhiri tahun ini jauh di atas 4 persen, atau level tertingginya dalam lebih dari 14 tahun. Ibrahim juga memprediksi nilai tukar rupiah bakal dibuka berfluktuatif dan ditutup melemah di rentang 15.000 - 15.060 per dolar AS.
Baca: Luhut Buka Perdagangan Bursa AS: Mantan Prajurit Lulusan Lembah Tidar Dapat Kehormatan Luar Biasa
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.