TEMPO.CO, Jakarta - Sebelum turun ke jalan melakukan demostrasi, para pengemudi taksi online yang tergabung dalam Driver Online Indonesia (DRONE) sudah melakukan mediasi dengan aplikator. Ketua Umum Komunitas Bogor Raya (Kobra) Apih Hedy yang ikut dalam aksi demo, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan mediasi dengan Gojek sebanyak tiga kali, dan Grab Indonesia empat kali.
“Kami sudah mediasi berulang-ulang, tiga kali malah dengan Gojek dan Grab 4 kali. Tapi itu tidak ada mereka itikad untuk memenuhi tuntutan kami. Itu alasan kenapa kami turun ke jalan,” ujar dia di sela-sela aksi demonstrasi di depan Kantor Gojek, Jakarta Selatan, Senin, 12 September 2022.
Apih mengatakan rencana aksi turun ke jalan direncanakan sudah lama karena pihak aplikator tidak menggubris aspirasinya. Dengan melakukan demostrasi dan langsung menggeruduk kantornya, dia berharap, aplikator mendengar aspirasi para pengemudi taksi online.
“Kami harap driver online sudah tidak akan melakukan mediasi lagi, yang kami inginkan adalah langsung saja mereka harus menjawab sekarang apa yang kami tuntut,” tutur Apih.
Adapun tuntutannya, Kepala Divisi Humas DRONE Abah Ajat, menjelaskan pertama menuntut kenaikan tarif taksi online. "Kita sih sebenarnya pengen enggak muluk-muluk minta agar potongan aplikator 10-15 persenlah. Kita juga pengen biaya operasional dari aplikasi yang tadinya 20 persen minta tolong dikurangi karena itu menjadi beban buat kita," kata dia.
Selain itu, mereka juga meminta agar pisahkan Blue Bird dari aplikasi Gojek - Grab dan kembali pada sistem awal yakni ride sharing, dimana pengemudi taksi bebas mengambil orderan. Tuntutan lainnya meminta agar aplikator merevisi perjanjian kemitraan yang adil dan melibatkan seluruh elemen dari driver online.
"Serta berhenti lakukan penerimaan mitra baru pada aplikasi Gojek - Grab untuk menjaga kestabilan antara penumpang dengan mitra driver online," kata Abah Ajat.
Aksi tersebut digelar mulai pukul 10.00 WIB, di mana mereka berkumpul di depan Kantor Grab Indonesia, Tower Gama, Jakarta Selatan. Massa aksi sempat ricuh dan membuat gerbang depan Tower Gama ambruk pada pukul 11.04 WIB. Setelah itu para pengemudi berhamburan memasuki halaman gedung tersebut. Mereka beberapa kali berbincang dengan pengelola gedung.
Salah satu peserta aksi tetap berkukuh ingin ditemui langsung oleh pihak Grab Indonesia. Namun ternyata kantor Grab Indonesia sudah pindah dari Gama Tower.
Setelah memastikan bahwa kantornya benar-benar pindah, salah seorang koordinator aksi di atas mobil komando memerintahkan kepada massa aksi untuk membubarkan diri dari gedung tersebut dan berpindah ke kantor Gojek di kawasan Blok M. "Satu suara, di sini tidak ada Grab, ayo lanjut ke kantor Gojek," seru salah seorang koordinator aksi.
Kemudian, mereka melanjutkan perjalanannya dan sampai di depan Kantor Gojek sekitar pukul 12.25 WIB. Di depan Kantor Gojek para pendemo menyampaikan aspirasinya dengan damai meski sempat terjadi dorong-dorongan dengan pihak polisi.
Para pengemudi online berkumpul dan berorasi di bawah hujan. Setelah janji yang disebut disampaikan oleh pihak manajemen Gojek itu diumumkan, massa aksi mulai membubarkan diri dengan tertib, dan membersihkan sampah yang berserakan di lokasi demo pada pukul 16.00 WIB.
“Setelah dijembatani pihak kepolisian, Gojek menjanjikan akan menemui kami pada Jumat, 16 September 2022, pukul 13.00 WIB di Lapangan Blok S. Gojek akan menandatangi tuntutan kami,” ujar dia Abah Ajat.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini