Bio Farma sebelumnya telah mendaftarkan hasil uji klinis fase 3 vaksin Covid-19 BUMN untuk usia 18 tahun ke atas ke BPOM sebagai syarat untuk mendapatkan EUA. Vaksin ini juga siap menjalani uji klinis untuk vaksinasi booster. Setelah proses uji klinis vaksin Covid-19 BUMN untuk booster, Bio Farma akan mendaftarkan uji klinis untuk vaksinasi anak.
"Sejauh ini hasil uji klinis telah menunjukkan vaksin yang akan diproduksi oleh Bio Farma ini memiliki keamanan dan efikasi yang baik dalam meningkatkan kadar antibodi, sehingga tidak kalah dari vaksin Covid-19 jenis lainnya," tuturnya.
Selain itu, sejak proses awal, vaksin ini sudah didesain halal dan diaudit oleh otoritas berwenang sehingga diharapkan segera mendapatkan sertifikasi halal setelah keluarnya EUA. “Sejak awal saya sudah menegaskan kehalalan harus jadi faktor utama, sehingga vaksin Covid-19 BUMN ini sudah dirancang untuk menjadi vaksin halal,” kata Erick Thohir.
Menurut Erick, keberhasilan Indonesia dalam memproduksi vaksin sendiri merupakan bentuk kesiapsiagaan ke depan. Ia menuturkan memiliki sumber daya dan platform teknologi yang terbukti siap menghadapi situasi manakala terjadi pandemi di masa depan.
"Sudah saatnya kita pakai vaksin buatan negeri sendiri apalagi biaya yang dikeluarkan untuk vaksin impor sudah sangat tinggi," tutur Erick Thohir. Bio Farma juga akan mendaftarkan vaksin hasil pengembangannya ke WHO untuk mendapatkan EUL (emergency use listing) sehingga dapat turut berkontribusi terhadap kesehatan dunia.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito sebelumnya menyatakan izin edar untuk penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) vaksin Covid-19 buatan Bio Farma tersebut akan dikeluarkan pada pertengahan September 2022.
Baca: BLT Rp 12,96 Triliun Dibagikan Meski Harga BBM Belum Naik, Mensos: untuk Tingkatkan Daya Beli
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.