TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta PT Bio Farma untuk segera mendaftarkan nama vaksin Covid-19 Indovac ke Direktorat Jenderal Hak Atas Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM.
"Vaksin ini bermanfaat untuk vaksinasi primer dan booster baik untuk orang dewasa maupun anak-anak," ujar Erick Thohir dalam keterangan tertulis pada Jumat, 2 Agustus 2022.
Vaksin Indovac merupakan vaksin buatan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Bio Farma. Sebelumnya, vaksin itu bernama Vaksin BUMN, namun beberapa waktu lalu Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut Indovac sebagai nama untuk vaksin tersebut.
Adapun vaksin Indovac berplatform rekombinan protein itu bisa digunakan secara aktif terhadap Covid-19 yang disebabkan virus SARS-CoV.
Pengembangan vaksin Indovac dari hulu-hilir dilakukan di Indonesia oleh Bio Farma, mulai dari adaptasi teknologi seperti subunit berbasis rekombinan protein vaksin SARS-CoV- 2. Selain itu, dilakukan rekombinan SARS-CoV-2 receptor binding domain (RBD), uji klinis hingga proses produksi dan pengemasan.
Sementara Baylor College of Medicine (BCM) Amerika Serikat menyediakan seed (benih vaksin) untuk pengembangan vaksin. "Sebagai BUMN yang begerak di bidang farmasi, PT Bio Farma bekerjasama dengan Baylor College of Medicine telah menghasilkan capaian yang luar biasa," kata Erick.
Vaksin Indovac dikembangkan dan diproduksi dari hulu ke hilir oleh anak bangsa dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) hampir mencapai 80 persen. Itu lah, karena dia, yang membedakan vaksin Covid-19 BUMN produksi Bio Farma dengan vaksin Covid-19 lainnya.
Baca: Izin edar darurat vaksin Indovac akan dikeluarkan pada pertengahan bulan ini.