TEMPO.CO, Jakarta - Seraya menenteng potongan kecil peyek di tangan kanannya, Zulkfli Hasan keluar dari Istana Negara usai dipanggil Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk melaporkan capaian 70 hari sebagai Menteri Perdagangan. Salah satu yang dilaporkan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut adalah soal kenaikan harga telur di pasaran.
Sebelum memberi penjelasan, ia tak ingin melewatkan sisa peyek di tangannya. "Boleh makan dulu, ya," kata Zulhas, sapaannya, sambil terkekeh di depan wartawan, di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 25 Agustus 2022.
Peyek itu ternyata bukan punya Zulhas, tapi didapatnya dari petugas jaga di Istana. "Ini punya yang jaga, saya lihat kok enak banget. Apa namanya ini, keripik Jawa itu, peyek," kata dia menjelaskan. Setelah peyek di mulut habis, terbitlah klarifikasi soal bantuan sosial milik Menteri Sosial Tri Rismaharini yang jadi salah satu penyebab naiknya harga telur ayam.
Menurut Zulhas, bukan Risma yang membagi-bagikan telur ayam dan membuat harga salah satu barang kebutuhan pokok itu naik. Namun penerima Kartu Sembako yang membeli telur secara mendadak. "Memang bukan ibu Risma, tapi ibu Risma memberikan bantuan ke daerah-daerah itu," kata dia.
Bantuan yang dimaksud yaitu Bantuan Pangan Non-Tunai atau BPNT alias Kartu Sembako. Di daerah, kata Zuhas, uang itu dibelanjakan salah satunya untuk membeli telur.
Masalahnya, bantuan diberikan satu kali sebagai hasil rapel selama tiga bulan dan hanya ada waktu lima hari. "Jadi ada (kenaikan) permintaan lima hari mendadak, pasar kurang supply-nya. Ya biasa, supply kalau kurang dikit, kaget, harga naik," ucap Zulhas.
Informasi itu diterima Zulhas dari penjelasan para pengusaha telur ayam. Para pengusaha pun meminta agar Risma tidak merapel bantuan sosial ini tiga bulan sekaligus seperti yang dilakukan saat ini.
"Karena nelur kan enggak bisa cepat, ga bisa sekali nelur lima. Jadi kalau bisa, tiap bulan (penyaluran bansos Kartu Sembako). Jadi kalau dibelanjakan, enggak ada permintaan yang mendadak banyak," kata eks Ketua Majelis Pemusyawaratan Rakyat (MPR) ini.
Selanjutnya: Risma: "Yang jelas saya gak bantu telur, karena gak mungkin."