Selain itu, Inggit berpendapat, skor kesehatan finansial itu terhambat naiknya akibat pola pikir anak muda dalam mendefinisikan kaya. Sebanyak 40 persen responden menyatakan kaya adalah memiliki rumah mewah, 35 persennya mengatakan membeli barang mewah, 28 persen memiliki mobil mewah, dan 3 persen sering liburan.
Padahal, definisi kaya sesungguhnya untuk menyehatkan kondisi keuangannya adalah memiliki tanah, emas, hingga produk simpanan atau investasi kompleks seperti saham dan deposito. Yang terpenting, masyarakat muda Indonesia tidak mendefinisikan kaya yang berorientasi barang mewah atau status sosial.
"Sebenarnya enggak salah kalau seseoang punya pemikiran barang mahal. Tapi sayangnya kalau anak muda berpatokan pada itu akhirnya skor Financial Fitness Index cenderung lebih rendah," ucap Inggit.
Survei kesehatan finansial ini juga menggambarkan definisi kaya yang ada di masyarakat muda Indonesia itu terbentuk mayoritas akibat media sosial dan media konvensional. Sedangkan persepsi kaya yang menjadi bagian dari perencanaan keuangan mayoritas dari hasil diskusi dengan orang tua, teman, dan perencana keuangan.
Baca: Wings Air Batalkan Semua Penerbangan Ambon-Saumlaki Karena Merugi
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini