TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pangan Nasional mencatat kebutuhan total gula secara nasional mencapai 7,3 juta ton per tahun. Dari jumlah tersebut, lebih dari separuh atau 4 juta ton pasokannya masih dipenuhi dari impor.
"Tata kelola gula nasional menjadi sangat penting di tengah keterbatasan bahan baku tebu yang masih terjadi di Indonesia," ujar Kepala Badam Pangan Nasional atau NFA Arief Prasetyo Adi melalui keterangan tertulis pada Kamis, 4 Juli 2022.
Adapun dari total kebutuhan nasional, kebutuhan gula konsumsi adalah 3,2 juta ton setahun. Saat ini dari total tersebut, pasokan yang terpemuhi dari produksi dalam negeri adalah 2,2 juta ton.
Arief mengatakan Presiden Joko Widodo alias Jokowi telah memerintahkan adanya penguatan tata kelola gula nasional. Badan Pangan Nasional diminta menambah pasokan gula nasional dan mengurangi impor gula dalam lima tahun untuk mencapai swasembada.
Menindaklanjuti perintah Jokowi, Arief berpesan agar Asosiasi Gula Indonesia (AGI) dapat ikut mendorong kolaborasi antara pabrik gula (PG) BUMN dan swasta. Menurut Arief, PG BUMN dan swasta dapat saling bekerja sama, khususnya meningkatkan perluasan lahan tebu baru sekaligus menumbuhkan minat masyarakat menanam tebu. Ia mengaku siap mendukung instrumen regulasi yang dibutuhkan untuk memperkuat industri gula nasional.
Berdasarkan data AGI, saat ini di Jawa Timur terdapat 30 pabrik gula yang beroperasi. Total kapasitas produksinya mencapai 143.350 ton cane per day (TCD). Tujuh pabrik berasal dari PG PT Perkebunan Nasional, empat pabrik milik ID FOOD, dan empat pabrik dari swasta. "Jumlah tersebut adalah yang terbanyak di antara provinsi lainnya," kata Arief.
Pabrik di Jawa Timur pun telah melaksanakan panen dan tanam tebu di lahan percontohan Demonstration Plot (Demplot) di Malang pada 28 Juli 2020 lalu. Program percontohan ini merupakan kerja sama antara Holding Pangan ID FOOD bersama Pupuk Indonesia Holding Company. Total produksinya sebanyak 160 hingga 165 ton per hektare.