TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak dunia anjlok sekitar tiga persen pada akhir perdagangan Kamis atau Jumat pagi WIB. Harga minyak turun setelah OPEC+ mengkonfirmasi hanya akan meningkatkan produksi pada Agustus sebanyak yang diumumkan sebelumnya, padahal pasokan minyak global ketat.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September turun US$ 3,42 atau 3,0 persen menjadi US$ 109,03 per barel. Sedangkan harga minyak untuk kontrak Agustus yang berakhir pada Kamis, 30 Juni, turun US$ 1,45 atau 1,3 persen menjadi US$ 114,81 per barel.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Agustus juga jatuh US$ 4,02 atau 3,7 persen menjadi US$ 105,76 per barel. Berdasarkan kontrak bulan depan, standar minyak mentah Amerika dan Brent juga merosot 7,8 persen dan 6,5 persen untuk Juni.
Namun, kedua harga acuan minyak mentah menguat lebih dari 40 persen tahun ini, menurut Dow Jones Market Data. Sebelumnya, kelompok produsen OPEC+, termasuk Rusia, sepakat untuk tetap menjalankan strategi produksinya. Kesepakatan ini sesuai dengan pertemuan yang digelar selama dua hari.
OPEC+ pun telah memutuskan untuk meningkatkan produksi setiap bulan sebesar 648 ribu barel per hari (bph) pada Juli dan Agustus. Sanksi terhadap minyak Rusia sejak invasi Rusia ke Ukraina juga membuat harga energi melonjak dan memicu kekhawatiran inflasi dan resesi.
Penurunan harga di pasar minyak diperburuk oleh kondisi menjelang liburan akhir pekan di Amerika pada awal Juli. "Orang-orang mengambil uang dari meja," kata analis di Price Futures Group di Chicago, Phil Flynn.
ANTARA
Baca juga: Arcandra Tahar Jelaskan Penyebab Sulitnya Harga Minyak Dunia Stabil
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.