2. Arcandra Tahar Jelaskan Penyebab Sulitnya Harga Minyak Dunia Stabil
Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral pada Kabinet Kerja Presiden Jokowi, Arcandra Tahar mengungkap 5 faktor yang menyebabkan tingginya harga minyak dunia. Pada unggahan di social media pribadinya, Arcandra menyebut faktor yang dapat menaikkan dan menurunkan harga dengan asumsi krisis Rusia-Ukraina tetap berlangsung.
"Pertama, negosiasi masalah nuklir Iran mencapai titik temu, sehingga sanksi yang diberlakukan selama ini bisa dicabut. Dengan dicabutnya sanksi ini, suplai minyak dunia bisa bertambah paling tidak sebesar 2.5 juta bpd atau sekitar 2.5 persen kebutuhan dunia," kata Arcandra pada unggahan di sosial media pribadinya pada Sabtu 18 Juni 2022.
Arcandra mengartikan suplai minyak dari Rusia yang diperuntukkan bagi ekspor sebesar 4 juta bpd bisa diatasi sebagian besar dari Iran. Sisanya bisa didapat dari peningkatan produksi dari lapangan minyak di Arab Saudi, Kuwait dan UAE.
Baca berita selengkapnya di sini.
3. Direksi Garuda Berdoa Bersama Sebelum Berangkat Menuju Sidang PKPU
Momen khidmat menyelimuti Pengadilan Negeri Jakarta Pusat ketika para direksi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk berdoa sebelum menghadiri voting atau pemungutan suara Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) hari ini, Jumat, 17 Juni 2022.
Para direksi berseragam kemeja putih. Mereka menengadah tangan, menunduk, berdoa. Ini tampak dalam foto yang diunggah Instagram pribadi Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, @setiaputrairfan. Irfan tampak tertunduk dalam foto saat mengangkat tangan hampir ke torso.
“Menundukkan kepala dan berdoa bersama seluruh direksi Garuda Indonesia sebelum berangkat menuju sidang PKPU untuk voting proposal perdamaian. Setelah seluruh upaya dilakukan untuk memastikan hasil terbaik bagi seluruh pihak, tidak ada lagi yang dapat dilakukan kecuali berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,” tulis Irfan dalam keterangan foto Instagram-nya, yang diunggah pagi ini, 17 Juni 2022.
Dalam wawancara dengan Tempo sehari sebelumnya, 16 Juni kemarin, Irfan Setiaputra mengakui perundingan tersebut memakan waktu yang lama dan kompleks.
Baca berita selengkapnya di sini.