TEMPO.CO, Jakarta - Aset kripto dan blockchain mendapat perhatian pada pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF). Para pemimpin ekonomi global membahas soal aset kripto dan pemanfaatan blockchain pada agenda tahunan WEF yang digelar 22-26 Mei 2022 di Davos, Swiss.
Aset kripto, blockchain dan digitalisasi layanan keuangan serta dampaknya pada berbagai sektor global menjadi topik utama selama pertemuan tahunan WEF 2022. Ada beragam agenda yang digelar meliputi diskusi mengenai peran dari pasar keuangan terdesentralisasi (DeFi), peran mata uang digital bank sentral (CBDC), hingga bagaimana blockchain dapat diterapkan untuk memberantas kemiskinan dunia.
Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) Teguh Kurniawan Harmanda mengatakan masuknya aset kripto dan blockchain dalam pembahasan utama di agenda WEF 2022 menjadi hal yang baik untuk perkembangannya secara global, termasuk di Indonesia.
"Saya melihat ini adalah pencapaian sekaligus peluang. Aset kripto dan blockhcain sudah tidak dipandang sebelah mata oleh para pemimpin ekonomi global. Kesempatan ini merupakan peluang untuk menciptakan nilai tambah yang baik. Pokok pembahasan tersebut bisa menjadi acuan bagi perkembangan kripto dan blockchain ke depannya, termasuk di Indonesia,” kata Manda dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu 28Mei 2022.
Lebih lanjut Manda menjelaskan kehadiran aset kripto tetap tumbuh, walau saat ini pasar secara keseluruhan sedang mengalami crash. Menurutnya, kripto semakin terintegrasi dengan perekonomian global, maka risiko-risiko seperti itu bisa jadi memiliki beberapa justifikasi.
Aset kripto bisa menjadi instrumen pelindung nilai yang baik, guna melawan risiko dari pasar lainnya. Dengan demikian, masih memungkinkan aset kripto dan teknologi blockchain berfungsi dengan berbagai cara dan melangkah lebih jauh lagi.