TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia akan berbicara dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati soal rencana kenaikan pajak ekspor bahan baku. Bahlil sebelumnya berniat menaikkan tarif pajak ekpor lebih besar ke perusahaan yang mengirim komoditas mentah atau bahan baku dari Indonesia.
"Ketika mereka memaksakan kehendak (mengekspor bahan baku), kami akan bicara sama Menteri Keuangan soal formulasi apa yang tepat," ujar Bahlil seperti dikutip dari Bisnis saat menghadiri Press Briefing di WEF Annual Meeting 2022, Davos, Swiss, Selasa, 24 Mei 2022.
Sebelumnya, Bahlil mengatakan Indonesia tak lagi mengizinkan ekspor bahan baku, seperti nikel. Bertahap, aturan itu akan berlaku untuk komoditas lain semisal bauksit. Adapun pengiriman bahan baku kini harus berbentuk setengah jadi atau yang telah dikelola 60-70 persen.
Upaya ini, ucap Bahlil, dilakukan untuk mendorong hilirisasi. Menurut Bahlil, jika Indonesia tidak melakukan hilirisasi lewat regulasi yang sah, negara akan terus dirong-rong oleh negara-negara lain.
Dia pun mengatakan kini tengah terjadi kompetisi yang luar biasa di dunia. Dia mencontohkan Eropa yang membuat aturan bahwa baterai cell harus di bangun di dekat pabrik mobil negara mereka.
Di saat yang sama, Indonesia juga sedang dalam tahap membangun hilirisasi untuk menciptakan nilai tambah. Bahlil mencontohkan investasi LG yang mengembangkan ekosistem baterai mobil mulai tambang hingga recycle-nya.
"Makanya kemarin saya katakan bahwa bisa aja kita melakukan satu tindakan yang terukur dalam rangka mengamankan kepentingan negara terkait dengan program membangun ekosistem baterai mobil," ujarnya.
Bahlil melanjutkan, apabila perusahaan-perusahaan yang masuk ke Indonesia hanya ingin mengambil bahan bakunya saja, negara bakal mengalami kerugian. "Ini menjadi perdebatan tarik menarik nih, kalau mereka hanya mau mengambil bahan baku kita, negara kita rugi. Berarti ada kompensasi lain yang harus kita dapatkan. Apa instrumennya, yaitu pajak," kata dia.
BISNIS
Baca juga: Bahlil Lahadalia Ancam Kenakan Pajak Ekspor Lebih Tinggi
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.