TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor non-migas pada April 2022 turun 13,65 persen ketimbang Maret. Namun secara year on year, impor non-migas naik 12,47 persen.
Penurunan impor non-migas terbesar terjadi untuk golongan barang mesin atau peralatan mekanis. Penurunan mencapai 17,68 persen menjadi US$ 484,4 juta. Sebaliknya, peningkatan impor terjadi untuk golongan sayuran sebesar US$ 63,3 juta atau 111,83 persen.
Cina menjadi negara pemasok impor non-migas terbesar selama Januari hingga April 2022. Nilai impor non-migas Cina US$ 20,9 miliar. “Tingkat terbesarnya itu kita masih bergantung pada Tiongkok(Cina), Jepang, lalu Korea Selatan,” tutur Kepala BPS Margo Yuwono di Jakarta. Selasa, 17 Mei 2022.
Adapun impor non-migas dari Jepang tercatat sebesar US$ 5,63 miliar. Thailand menempati posisi ketiga sebagai negara yang banyak memasok barang non-migas ke Indonesia dengan realisasi impor US$ 4,01 miliar.
BPS mencatat total impor non-migas dari ASEAN sebesar US$ 11,42 miliar. Sedangkan impor non-migas dari Uni Eropa US$ 3,63 miliar. Secara keseluruhan, impor Indonesia pada April 2022 sebesar US$ 19,76 miliar, turun 10,01 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Adapun neraca perdagangan Indonesia pada April 2022 mengalami surplus US$ 7,56 miliar. Surplus terutama berasal dari sektor non-migas sebesar US$ 9,94 miliar. Sedangkan di sektor migas terjadi defisit US$ 2,38 miliar.
Baca juga: Nilai Ekspor Pertanian Alami Pertumbuhan Positif
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini