TEMPO.CO, Jakarta - Penempatan investasi pada instrumen surat berharga negara (SBN) oleh industri asuransi jiwa terpantau meningkat per Maret 2022.
Berdasarkan data statistik asuransi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah investasi industri asuransi jiwa per Maret 2022 mencapai Rp521,28 triliun atau naik 7 persen year-on-year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp487,17 triliun.
Dari jumlah tersebut, penempatan investasi di SBN mencapai Rp118,37 triliun atau 22,71 persen dari total aset investasi industri asuransi jiwa. Porsi penempatan pada SBN ini terlihat mengalami kenaikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Per Maret 2021, porsi penempatan investasi pada SBN hanya sebesar 17,08 persen atau meningkat lebih dari 5,6 persen.
Beberapa perusahaan asuransi yang terpantau meningkatkan porsi investasi di SBN seperti PT BNI Life Insurance hingga PT Great Eastern Life Indonesia.
Pada kuartal I/2022, BNI Life mengelola jumlah investasi senilai Rp19,78 triliun. Angka ini meningkat 7,09 persen yoy dibandingkan Maret 2021 yang mencapai Rp18,47 triliun.
BNI Life terpantau menaikkan porsi SBN menjadi 27,65 persen, bandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 18,66 persen.
Direktur Keuangan BNI Life Eben Eser Nainggolan mengatakan, penempatan di SBN menjadi pilihan investasi yang paling optimal di tengah kurang menariknya penawaran obligasi korporasi.
Per kuartal I/2022, perseroan cenderung mengurangi porsi investasi pada obligasi korporasi menjadi 27,65 persen dari sebelumnya sebesar 18,68 persen.
"Penurunan porsi penempatan investasi di obligasi korporasi terjadi karena adanya jatuh tempo obligasi dan kurangnya penawaran obligasi korporasi yang menarik dan sesuai dengan target dan strategi investasi kami sehingga pilihan yang paling optimal adalah melakukan investasi di SBN dengan tenor yang lebih panjang," ujar Eben kepada Bisnis, dikutip Senin 16 Mei 2022.