TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan salah satu fokus pengembangan ekosistem ekonomi hijau Indonesia melalui mekanisme transisi energi dari bahan bakar fosil menjadi energi terbarukan. Selain itu restorasi ekosistem seperti hutan bakau, lahan gambut, dan hutan tropis.
Menurut Luhut, kebijakan nilai tambah yang diterapkan oleh Pemerintah Indonesia sejak tahun 2014 lalu tersebut memberikan dampak ekonomi yang positif, khususnya dalam situasi pandemi Covid-19.
“Oleh karena itu, saat ini pemerintah Indonesia menyambut baik adanya minat investor asing dalam sektor terkait dengan ekosistem ekonomi hijau tersebut, terutama pada mekanisme transisi energi dan kawasan industri, serta industri dengan nilai tambah,” ujar Luhut dalam keterangan tertulis Sabtu, 14 Mei 2022.
Hal itu dia sampaikan saat bersama Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam pertemuan dengan 12 pimpinan perusahaan asal Amerika Serikat. Pertemuan itu ini dihadiri pula oleh Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, Duta Besar RI untuk Amerika Serikat Rosan Roeslani, Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid dan Ketua Umum HIPMI Mardani H. Maming.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa pemerintah Indonesia sangat terbuka terhadap investasi yang kolaboratif dan mendorong pemerataan ekonomi.
Bahlil menjelaskan salah satu kebijakan pemerintah saat ini yaitu mewajibkan adanya kolaborasi antara investasi asing dengan pengusaha nasional, terutama pengusaha lokal dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di daerah di mana investasi tersebut berada.