Per Maret, tingkat inflasi ritel naik ke level tertinggi dalam 17 bulan terakhir menjadi 6,95 persen.
Gubernur Reserve Bank of India (RBI) Shaktikanta Das memperingatkan adanya risiko harga tetap tinggi dalam waktu yang sangat panjang dan perkiraan menjadi tidak pasti.
“Inflasi harus dijinakkan untuk menjaga ekonomi India tetap teguh pada jalurnya menuju pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif,” kata Das.
RBI menaikkan tingkat pembelian kembali menjadi 4,40 persen, dari rekor terendah 4 persen selama 2 tahun terakhir untuk mendukung perekonomian.
Hal ini juga diikuti dengan kenaikan rasio cadangan wajib sebesar 50 basis poin menjadi 4,5 persen. Dengan demikian, uang yang terkuras akan mencapai 870 miliar rupee US$11,4 miliar.
"Ada kemungkinan kenaikan 25 - 35 basis poin pada suku bunga kebijakan pada tahun fiskal 2023. Bagaimanapun, waktunya akan bergantung pada data," ungkap Kepala Ekonom India Ratings and Research Pvt. Devendra Pant.
Menurutnya, harga komoditas tidak mungkin turun setidaknya sampai perang antara Ukraina dan Rusia berakhir.
Pada hari kemerdekaan Bank of England ke-25, bank sentral Inggris ini diprediksi mengerek suku bunga acuannya menjadi 1 persen, yang tertinggi sejak krisis keuangan.
Gubernur BOE Andrew Bailey memberi sinyal resesi dan inflasi yang meningkat. Output akan jatuh mendekati 1 persen pada kuartal terakhir tahun ini. Pada 2023, PDB tahunan diperkirakan akan menyusut sebesar 0,25 persen.