TEMPO.CO, Jakarta - Bank sentral di berbagai belahan dunia telah bersiap untuk pengetatan kebijakan mengikuti kenaikan suku bunga acuan Federal Reserve sebesar 50 basis poin pada pekan lalu.
Dilansir Bloomberg pada Sabtu 7 Mei 2022, bank sentral di Australia, Islandia, India, Brasil, Inggris, Republik Ceko, Polandia dan Chili mulai menyusun strategi pengetatan guna menghadang pertumbuhan inflasi.
Reserve Bank of Australia (RBA) mengatakan perlu menaikkan suku bunga lebih lanjut karena tingkat pengangguran diprediksi akan menurun ke level terendah sejak 1974.
Hal itu mendorong pertumbuhan upah dan memacu pertumbuhan harga konsumen.
Menurut pernyataan RBA pada Jumat kemarin, inflasi utama dan inflasi inti terlihat di atas target sebesar 2 - 3 persen pada tahun ini dan berikutnya sebelum turun menjadi 2,9 persen pada akhir periode proyeksi pada Juni 2024.
"Biaya tenaga kerja yang naik sebagai respons dari ketatnya pasar tenaga kerja diprediksi menjadi pendorong utama inflasi dalam periode perkiraan," kata RBA.
Perusahaan saat ini melaporkan mereka harus membayar upah lebih tinggi dan memperkirakan adanya peningkatan upah dalam beberapa tahun ke depan.
Bank sentral menaikkan suku bunga lebih besar dari perkiraan sebesar 25 basis poin pada Selasa setelah Gubernur Philip Lowe berubah menjadi lebih hawkish, tepat sebelum keputusan The Fed.
Sementara itu, India telah menaikkan suku bunga acuan secara mengejutkan pada Rabu lalu. Hal ini menyebabkan pasar obligasi dan saham tersungkur.