TEMPO.CO, Jakarta -Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) membongkar aliran dana investasi ilegal dengan platform binary option atau Binomo. Bekerja sama dengan Financial Inteligent Unit (FIU) di luar negeri, PPATK menemukan ada dana mengucur dalam jumlah signifikan ke luar negeri, yakni ke rekening bank yang berlokasi di Belarusia, Kazahkstan, dan Swiss.
“Penerima dana diduga merupakan pemilik dari platform Binomo yang berlokasi di Kepulauan Karibia,” ujar Kepala PPATK Ivan Yustivandana pada Jumat, 18 Maret 2022.
Sepanjang September 2020 hingga Desember 2021, jumlah dana yang mengalir ke pemilik Binomo mencapai 7,9 juta euro—atau Rp 125,5 miliar bila dikonversi ke rupiah. Dana tersebut kemudian ditransfer kembali dengan penerima akhir entitas pengelola situs judi online.
Situs itu juga terafiliasi dengan platform judi di Rusia. Selain menemukan aliran dana dalam jumlah besar ke luar negeri, PPATK mengendus dana investasi ilegal mengucur ke pemilik toko jam. Jumlahnya menembus Rp 19,4 miliar.
Kemudian, dana juga mengalir ke pemilik showroom mobil atau developer sebesar Rp 13,2 miliar. “Dari hasil analisis PPATK juga menemukan upaya menyamarkan atau atau mengaburkan pihak penerima dana yang diketahui masih di bawah umur balita,” kata Ivan.
PPATK sejauh ini telah membekukan total 150 rekening yang berkaitan dengan investasi ilegal. Total uang di ratusan rekening itu senilai Rp 361,2 miliar. PPATK memiliki kewenangan membekukan aliran dana rekening selama 20 hari kerja.
Adapun sejak awal tahun, PATK telah mencermati perputaran dana pihak-pihak yang kekayaannya melejit dalam waktu singkat, yang diduga berkaitan dengan investasi ilegal. PPATK mengendus ada praktik pencucian uang.
PPATK mengkhawatirkan investasi ilegal yang mengarah ke tindak pencucian uang ini berpengaruh terhadap sendi-sendi kehidupan. “PPATK berupaya memonitor semua transaksi yang tipikalnya kurang lebih sama modelnya,” kata Ivan saat ditemui Tempo awal Maret 2022.
Baca Juga: Merugikan Rp 149 M, Kegiatan 21 Entitas Investasi Ilegal Dihentikan Tahun Ini