TEMPO.CO, Jakarta - Pedagang cabai rawit merah mengurangi stok jualan mereka lantaran harga komoditas itu melambung mencapai Rp 70.250 per kilogram secara nasional atau naik 112,8 persen jika dibandingkan dengan harga eceran tertinggi atau HET yang dipatok Rp 33 ribu.
Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Reynaldi Sarijowan mengatakan pedagang belakangan menurunkan stok jualan mereka nyaris 50 persen dari jumlah jualan sebesar 25 kilogram saat harga bertengger Rp 53 ribu selama dua bulan terakhir.
“Untuk saat ini hanya setengah saja yang mereka stok karena harga tinggi sementara permintaan tidak ada. Kalau masyarakat ada beli, paling hanya seperempat saja, akan dibeli ecer begitu karena permintaan dan pasokan yang sedang tidak seimbang,” kata Reynaldi melalui sambungan telepon, Minggu, 6 Maret 2022.
Reynaldi menuturkan kenaikan harga cabai rawit yang sudah dimulai sejak akhir tahun lalu itu tidak wajar. Sebab, permintaan akan cabai rawit relatif tidak mengalami peningkatan signifikan saat pasokan juga rendah.
Menurut dia, permintaan akan cabai rawit merah tidak terlalu signifikan. Artinya, kata dia, terjadi persoalan dari sisi hulu dan distribusi komoditas itu yang mengungkit harga jual di tingkat konsumen. Situasi itu, dia menambahkan, menggerus pendapatan pedagang sejak akhir tahun lalu.
“Artinya, ada persoalan di tingkat hulu kemudian kalau ada kendala pada distribusi seperti minyak goreng ya harus dituntaskan persoalan distribusi tersebut,” tuturnya.
Berdasarkan data Pusat Informasi Pangan Strategis Nasional, harga cabe rawit merah secara nasional berada di angka Rp 70.250 per kilogram pada 4 Maret 2022. Sementara sejumlah daerah seperti DKI Jakarta, Maluku hingga Kalimantan Utara mencatatkan kenaikan harga mencapai masing-masing Rp 72.500, Rp 121.250, dan Rp 127.500.
“Selama dua bulan ini harga cabai rawit merah bertengger di posisi Rp 53 ribu sementara itu kami anggap belum turun atau normal karena HET pemerintah itu Rp 30 ribu sampai Rp 33 ribu,” kata dia.
BISNIS
Baca juga: Endus Pencucian Uang di Binary Option, PPATK: Kekayaan Crazy Rich Mendadak Naik
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.